Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Menyambut Keluarga Baru

Cerita ini dimulai di bulan agustus tahun lalu, kala saya menyadari terlambat haid dan kemudian berdebar membeli perangkat alat tes urin di sebuah toko murah meriah di centrum wageningen. Dua garis biru segera terlihat setelah saya pergunakan alat itu keesokan harinya. meski sedikit tak percaya, tapi begitulah hasilnya. Kok bisa? yang mana? kapan? kenapa? Beragam pertanyaan bertubi-tubi bermunculan di kepala, mengingat usia saya dan Abahnya anak-anak yang hampir kepala empat dan pengalaman keguguran tiga tahun lalu. Akhirnya, kami menyimpan berita tersebut untuk kami berdua saja. Was-was karena pengalaman keguguran tiga tahun lalu membuat kami tak berani mengabarkannya kepada siapapun, termasuk orangtua di Indonesia. Aktivitas saya tetap sama, bolak-balik bersepeda, naik turun tangga, angkat barang-barang belanjaan orang di sebuah toko favorit di kota sebelah (Ede) dan aktivitas harian lainnya. Satu waktu di Bulan september, ketika flek-flek yang saya alami kemudian bertambah banyak

Sekolah Dasar

 Tulisan ini saya unggah di blog beberapa tahun lalu.. dan ingin saya unggah lagi, mengingat betapa bersyukurnya saya, dan tentunya anak anak, Huda dan Althaf, memiliki kesempatan tuk belajar di negeri ini.  --- Beberapa teman di beranda Facebook saya bercerita tentang rencana putra sulungnya masuk jenjang sekolah dasar. Mulai dari mencari info sekolah dasar yang paling bagus, hingga berita terbaru tes wawancara dan psikotes yang dijalani di anak. Gambar diambil dari  sini what?? sejenak saya lupa dengan pendidikan di Indonesia...ups! Tahun belum berganti, bahkan tahun ajaran sekolah masih 7 bulan lagi, tapi keributan sudah dimulai. Mencari sekolah dari sekarang, untuk apa? Barangkali... (saya mencoba beranalisa...) Dari sisi sekolah barangkali untuk menjaring (input) siswa yang masuk, siswa yang memiliki kecerdasan unggul dan teruji lewat tes masuk, siswa-siswa baru ini memiliki kemampuan yang hampir sama (baca:pintar semua), sehingga proses belajar mengajar tak terhambat dengan keber

Sekolah Dasar di Wageningen (1)

  Maret 2016, lima tahun lalu.. Setelah cukup waktu beradaptasi menata rumah dan mengenal lingkungan sekitar, selama kurang lebih tiga minggu, kami kemudian mencari informasi mengenai sekolah anak-anak. Kala itu, Huda hampir tujuh tahun dan Althaf hampir empat tahun. Ada beberapa sekolah di sekitar rumah kami, dan kami memilih sekolah yang paling dekat, di belakang rumah. Melihat nama yang terpampang besar-besar langsung mengingatkan kami pada sebuah sekolah lembaga yang cukup bergengsi di Indonesia, yaitu "Montessori School". Wow Montessori! Segera kami melangkahkan kaki menuju sekolah tersebut. Kebetulan, ketika kami tiba di sana, ada seorang guru yang sedang mendampingi murid-muridnya bermain di halaman sekolah. Melihat kami mendekat di tepi pagar sekolah dan memperhatikan anak-anak bermain, guru muda tersebut menyapa. Abahnya huda althaf segera menyatakan maksud kedatangan kami, dan guru tersebut meminta kami untuk datang di hari berikutnya untuk bertemu dengan kepala