Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Memahami Charlotte Mason dengan Narasi

Oleh karena itu, disinilah saya sekarang, membaca Buku Cinta Yang Berpikir karya Ellen Kristi. Saya membacanya ulang bersama komunitas CMbernarasi yang digagas oleh Mba Laila Utari dan Mba Rachel Ratna. Baru dua minggu saya bergabung, dan ternyata baru sedikit sekali yang saya pahami dari pemikiran-pemikiran Charlotte Mason. Dalam komunitas ini, perlahan saya memahami dua prinsip pendidikan Charlotte Mason, yaitu Narasi dan Living Book. (catatan: apa yang saya bagikan saat ini, adalah apa yang saya pahami saat ini, barangkali nanti, seiring waktu, dalam pembelajaran saya yang perlahan, saya akan menemukan pemahaman-pemahaman baru, yang bisa jadi menambah pemahaman saat ini, atau bahkan mengkoreksi pemahaman saat ini). Apakah itu? Narasi adalah cara menceritakan kembali apa yang sudah dibaca atau didengar. Anak mencerna bacaannya secara swadaya sehingga pengetahuan yang diperolehnya adalah miliknya sendiri. Dan disinilah komunitas CMbernarasi berperan. Sebelum para Ibu meminta anak-

Mengapa Charlotte Mason?

Saya ingat selintas ketika saya pertama kali tertarik pada Charlotte Mason. Saat itu, seperti biasa, Ellen Kristi membagikan kutipan pendek-pendek tentang pemikiran Charlotte Mason. Saya tidak ingat detail yang dituliskan Ellen Kristi, intinya mengenai short lesson, dinyatakan di sana bahwa anak-anak memang belum memiliki kemampuan untuk fokus - memusatkan perhatian terhadap satu hal - dalam rentang waktu yang lama. Kemampuan fokus ini harus diajarkan, caranya? Ya dengan cara meminta anak memperhatikan sesuatu dalam waktu yang bertahap, diawali dari waktu yang singkat terlebih dahulu. 10 menit atau 15 menit, inipun tak perlu digegas dalam waktu satu minggu, tapi bertahun-tahun. Selama pembiasaan tersebut, anak harus selalu ditemani, dan dibantu, toh tidak lama, hanya itungan menit, untuk membangun kebiasaannya. Sebagai contoh dalam pengajaran matematika, cukup 10 - 15 menit waktu yang dialokasikan untuk belajar matematika. Cukupkah? cukup! karena, jikalau anak-anak diberi waktu 1

20 Butir Filosofi Pendidikan Charlotte Mason

catatan: Tulisan mengenai 9 butir dari 20 butir filosofi pendidikan Charlotte Mason ini, saya tulis ulang dari Buku Cinta Yang Berpikir, sebuah rangkuman pemikiran Charlotte Mason yang ditulis oleh Ellen Kristi, di lampiran A. 1. Anak-anak terlahir sebagai pribadi yang utuh. 2. Anak-anak tidak terlahir sepenuhnya baik atau buruk, melainkan menyimpan potensi menjadi baik atau buruk. 3. Prinsip otoritas dan ketaatan berlaku bagi semua orang, entah mereka menerimanya atau tidak. keduanya bersifat alamiah  niscaya dan mendasar agar satu kelompok atau keluarga hidup teratur dan harmonis. 4. Prinsip Otoritas dan ketaatan dibatasi oleh respek pada kepribadian anak. 5. hanya 3 instrumen pendidikan yang digunakan dalam mendidik anak: atmosfer alamiah, disiplin kebiasaan baik, dan penyajian ide-ide hidup. 6. Pendidikan adalah atmosfer, yaitu memanfaatkan lingkungan alamiah anak sehari-hari dan membiarkannya belajar dari orang-orang dan benda-benda di sekitarnya secara bebas. Belajar

Mengenal Charlotte Mason

Siapakah dia? Saya pertama kali mengenal Charlotte Mason dari Ellen Kristi, seorang aktivis kemanusiaan dan praktisi Homeschooler, yang tinggal di Semarang. Lewat laman facebooknya, Mba Ellen Kristi seringkali berbagi tentang pemikiran-pemikiran Charlotte Mason. Ya, saat ini yang tertinggal adalah pemikiran-pemikiran Charlotte Mason, beliau sudah meninggal sejak lama. Buah pemikirannya yang berjiwa luhur terus hidup dan dihidupkan oleh orang-orang di masa kini yang mengaguminya. Charlotte Mason adalah seorang gadis Inggris kelahiran tahun 1842, ia mulai belajar ilmu keguruan di usianya yang ke-16. Di masa itu, pada umumnya sekolah di masa itu, guru-guru selalu bermuka masam dan membawa cambuk untuk memaksa anak-anak muridnya belajar di kelas, bahkan ada topi bertuliskan dungu besar-besar di pojok kelas. Tapi Charlotte Mason lain, alih-alih membawa cambuk, Charlotte Mason justru meyakini anak-anak adalah jiwa dengan kedalaman dan kekayaan spiritual yang tidak terbatas, ibarat obor

Museum di Belanda (2)

Biasanya, di kondisi normal, kami akan menghabiskan hari libur dengan menjelajah ke museum. Di negara sekecil ini, dengan luas 41.543 km persegi, ada lebih dari 400 buah museum. Beberapa milik pemerintah, dan sebagian besar dikelola swasta. Dari 400an lebih museum tersebut, baru beberapa museum saja yang kami kunjungi, biasanya kami memilihnya (museum-museum yang akan kami kunjungi tersebut) karena ramah anak atau terkait dengan sejarah Indonesia. Kami berlangganan kartu museum. Kartu ini, Museum Kaart, berlaku selama satu tahun, dan dapat diperoleh dengan membayar sebesar 64.90 euro perorang untuk dewasa, dan 32.45 euro perorang untuk anak-anak hingga 12 tahun. Tampak mahal untuk kami sekeluarga, 2 dewasa dan 2 anak. Kami harus membayar sejumlah  194.7 euro untuk bisa mengakses museum-museum selama satu tahun. Tapi biaya mahal diawal tersebut, terbayarkan dengan sajian-sajian museum yang luar biasa. Selama satu tahun tersebut, kami tak perlu lagi membayar biaya masuk museu

Ada yang minta transfer? cek n ricek dulu!

Pagi yang tak menyenangkan. apa pasal? jelang shubuh, Bibi yang tinggal di Jakarta menelepon Abahnya anak-anak, Beliau menanyakan, benarkan kalau saya minta tolong dikirimi uang oleh Bibi? "enggaklah Bi, penipu itu" jawab Abahnya anak-anak, karena saat itu kami berdua sedang tidur. Beruntung, Bibi waspada, Beliau merasa asing dengan cara saya memanggil diri saya, dan curiga dengan nama yang tercantum di nomor rekening tujuan, jelas-jelas itu bukan nama kemenakannya. Untunglah Bibi bertindak cepat dengan segera mengabari kami. Di laman media sosial, facebook dan instagram, segera saya menyampaikan informasi (dengan sedikit kesal dan emosi tentu saja), dengan harapan tak ada seorangpun yang menjadi korban. Ternyata... Si penipu, yang mencatut nama saya untuk meminta transferan, tak hanya memakai nama saya untuk meminta transferan, dua teman baik pun dipakai namanya untuk mendapatkan transferan, satu teman di Leiden dan satu teman di Belgia. Meski nomor hp y

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be

Mengunjungi Kincir Angin Tua di Belanda

Orang Belanda menyebut Kincir angin (Mill dalam Bahasa Inggris) sebagai Molen. Sebagai negeri yang dikaruniai angin kencang, ada banyak sekali Molen di Belanda. Di tahun 1923, Perkumpulan Molen sebelanda berinisiatif untuk mendata Molen yang ada di seluruh wilayah Belanda. Ada sekitar 1200 Molen yang terdata, 1050 merupakan Wind Molen (kincir angin yang digerakkan oleh energi angin) dan sisanya, 150, merupakan Water Molen (kincir angin yang digerakkan oleh energi air). Molen yang kami kunjungi ini termasuk Molen tua di Belanda. Doesburger Molen namanya, terletak di daerah Doesburger, di jalan Doesburgermolenweg 2 Ede. Tak begitu jauh dari tempat kami tinggal, sekitar 8 km. Kami, sekeluarga, berkesempatan bersepeda  mengunjunginya dua kali, di 21 April 2019 dan minggu lalu, 18 Juli 2020 (saat singgah makan siang sejenak dalam perjalanan menuju Middlepunt van Nederland). Tak ada yang tahu secara pasti kapan Molen ini dibuat, diduga dengan melihat tipe Molennya, Molen ini dibuat se

Menuju Titik Tengah Belanda

Ini perjalanan pertama kami mengawali libur musim panas, di Sabtu, 18 Juli 2020. Middlepunt van Nederland, tempat yang kami pilih sebagai tujuan, sekitar 16 km dari Wageningen, tempat kami tinggal. Tidak begitu jauh. Middlepunt van Nederland / Center of the Netherlands, yang secara perhitungan geografik menurut Ir Wingman menjadi titik pusat wilayah Belanda (dihitung pada tahun 1965). Titik ini oleh Ir Wingman diukur dengan cara menarik garis dari titik-titik ujung Belanda di utara (Rottumeroog), selatan (vaals), barat laut (Terschelling) dan barat daya (Sint Anna ter Mulden). Informasi mengenai tempat ini bisa diperoleh di website  Middlepunt Van Nederland Kami bersepeda bersama-sama, 4 keluarga karib. Memulai perjalanan sekitar pukul 12 waktu setempat dan mengakhirinya tiba kembali di rumah sekitar pukul 20.00. Kami bersepeda mengikuti pilihan jalur pimpinan rombongan (baca: Abahnya Huda😄), bukan mengikuti arahan google ataupun aplikasi knoppunt (lain waktu, saya ingin be

Libur sekolah 2019 -2020

libur tlah tiba libur tlah tiba hatiiiiku gembiraaa... Minggu ini, minggu pertama anak-anak menikmati libur musim panas, liburan panjang selama 6 minggu. Konon katanya, di masa lalu, di saat sebagian besar orang bekerja sebagai petani, sekolah diliburkan di musim panas karena di musim ini anak-anak pergi ke ladang membantu orangtua mereka ke ladang-ladang luas milik mereka. Alam mengatur demikian, diawali musim semi ketika burung-burung menetas dan alam menyiapkan pakan-pakan mereka, menumbuhkan beraneka biji-biji, buah-buah dan bunga-bunga. Petani-petanipun beranjak bergegas menyiapkan ladang, mengolah tanah dan menanam aneka buah, bunga dan sayuran. Kemudian di musim panas, seiring tumbuhnya tanaman buah, bunga dan sayuran, tumbuh pula rumput-rumput pengganggu, yang harus disingkirkan agar tanaman buah, bunga dan sayuran utamanya tumbuh dengan subur. Sebuah pekerjaan yang tidak ringan, berbarengan dengan menyiram dan memberikan pupuk. Itulah tugas anak-anak pemilik ladang d