Langsung ke konten utama

Museum di Belanda (2)

Biasanya, di kondisi normal, kami akan menghabiskan hari libur dengan menjelajah ke museum. Di negara sekecil ini, dengan luas 41.543 km persegi, ada lebih dari 400 buah museum. Beberapa milik pemerintah, dan sebagian besar dikelola swasta.

Dari 400an lebih museum tersebut, baru beberapa museum saja yang kami kunjungi, biasanya kami memilihnya (museum-museum yang akan kami kunjungi tersebut) karena ramah anak atau terkait dengan sejarah Indonesia.

Kami berlangganan kartu museum. Kartu ini, Museum Kaart, berlaku selama satu tahun, dan dapat diperoleh dengan membayar sebesar 64.90 euro perorang untuk dewasa, dan 32.45 euro perorang untuk anak-anak hingga 12 tahun.




Tampak mahal untuk kami sekeluarga, 2 dewasa dan 2 anak. Kami harus membayar sejumlah  194.7 euro untuk bisa mengakses museum-museum selama satu tahun. Tapi biaya mahal diawal tersebut, terbayarkan dengan sajian-sajian museum yang luar biasa. Selama satu tahun tersebut, kami tak perlu lagi membayar biaya masuk museum setiap kali mengunjungi suatu museum.

Berapa biaya masuk tiap museum? Sehingga memiliki kartu museum yang mahal ini akan tampak menguntungkan? Sebagai contoh, berikut daftar harga tiket (usia dewasa) beberapa museum di Belanda:

Nemo 17.5 euro
Spoorwegmuseum 17.5 euro
Rijkmuseum 19 euro
Nijntje  6.5 euro
Openlucht museum 19.5 euro
Archeon 23.90 euro
Anne frank 12.5 euro
Van gogh dewasa 19 euro
Volkenkunde dewasa 15 euro

Harga tiket museum di Belanda sangat bervariatif, tergantung pada museum tersebut, semakin bagus, semakin menarik, semakin mahal harga tiketnya. Harga tiket masuk anak-anak di beberapa museum (terutama museum yang bisa dinikmati semua usia, biasanya harganya sama dengan harga tiket dewasa, seperti Spoorwegmuseum dan Nemo harga tiket anak dan harga tiket dewasa sama. Sedangkan museum-museum budaya seperti Volkenkunde, Tropenmuseum, harga tiket anak-anak lebih murah dibandingkan dengan tiket biasa. Bahkan anak-anak usia 18 tahun ke bawah gratis untuk masuk museum seni, seperti Rijkmuseum dan Van Gogh Museum.

Jikalau dalam satu tahun saja kita mengunjungi 4 museum, misalnya: Rijkmuseum, Volkenkunde, Openlucht museum dan Nemo maka biaya kartu museum sudah cukup untuk membayar 4 museum tersebut, sehingga museum-museum yang lain bisa kita kunjungi (dalam waktu satu tahun tersebut) tanpa biaya sepeserpun.

Jadi... jikalau ada kesempatan tinggal di Belanda, setidaknya satu tahun, atau bahkan cukup 3 bulan saja, milikilah kartu museum ini. Recomended! (kata anak jaman sekarang 😊)

Komentar

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...