Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

waktu = emas

Saya memang tinggal di rumah, tapi jauh dari kampung halaman. Empat tahun ini (insyaallah), saya seperti bermimpi, saya punya banyak waktu untuk bersenang-senang di dunia biru, menikmati diri saya dalam dingin yang indah, melakukan apa yang saya suka bersama anak- anak tanpa risau akan PR, hingga nanti kembali ke dunia nyata, 4 tahun lagi. Hanya satu yang bisa saya lakukan, selain rutinitas rumah tangga, yaitu belajar. Dan banyak tema belajar yang bisa saya pelajari di waktu waktu luang saya, diantaranya: 1. belajar berbahasa asing (inggris - belanda) 2. belajar berdagang (offline – online) 3. belajar bermedia-sosial (facebook; blog; youtube) Satu waktu saya pernah berbincang via whatsapps dengan satu kawan yang tinggal di Gunung Sempu, Bantul, Ia menyatakan betapa beruntungnya saya, punya banyak waktu luang, baginya waktu luang adalah emas, dengan 3 balita dan karier sebagai gold director di Oriflame, menjadikan ia harus pandai mengatur waktu antar

Sibuk di dapur

Satu minggu kemarin, saya banyak menghabiskan waktu di dapur, sampai sampai jadwal belajar di depan laptop pun tak terpenuhi. Menghabiskan waktu di dapur sebenarnya bukan satu hal yang menyenangkan, mengingat harga gas yang luar biasa mahal. Tarif dasar gas yang kami bayarkan setiap bulannya 102 euro, tapi dalam waktu satu tahun nanti pemakaian gas akan dihitung detail, jika pemakaian lebih dari pada standar maka pemakai harus menambah pembayaran, sedangkan jika pemakaian kurang dari standar maka uang lebih akan dikembalikan. Yang membuat khawatir adalah pemakaian gas pendatang Indonesia lebih besar dari pada pemakaian gas warga lokal. Gas merupakan sumber energi untuk pemanas ruangan (heater) dan kompor, sementara itu sebagai pendatang dari negeri tropis yang terbiasa di suhu 25 - 30 C, maka pemanas kala musim dingin akan menyala di sekitar suhu 23 C (tanpa pemanas suhu ruang 16 C), dan tipe masakan Asia adalah masakan 'slow food' bahkan 'overcook food' macam gudeg

facebook, bahaya!!

facebook lagi... buat saya facebook itu ya, ya, ya dan tidak.. bukan cuma ya dan tidak, karena nyatanya lebih banyak ya-nya tinimbang tidak-nya.. ya..tak saya pungkiri, Facebook itu menyenangkan, terkadang menghibur, terkadang menginspirasi, mulai dari yang to the point "fokus ke masa depan, jangan toleh ke belakang" hingga ke foto buku yang di baca atau mainan edukatif yang dimainkan si anak, bahkan cerita tentang bahagianya menjadi ibu rumah tangga, atau riangnya ia di tengah tumpukan dagangan. ya..facebook menjadi semacam tempat untuk menunjukkan keberadaan "eksistensi" seseorang, mulai dari yang sederhana upload foto jajanan "homemade", foto piknik keliling indonesia bahkan eropa, hingga foto dengan baju dinas di ruang kerjanya. Tak melulu keberadaan fisiknya, tapi juga pemikirannya, pro-ahok, yang penting anti-ahok, salahnya jokowi... ya..Suami saya memberi saya amanah, untuk menulis status dan tentu saja mengunggahnya, bercerita tentang satu

tentang tamu

Satu hal yang menyenangkan dari tinggal di rantau adalah silaturahim atawa kunjungan, terlebih jika rumah kita menjadi titik temu nya. Repot iya, tapi itu tak sebanding dengan suasana hangat yang terbangun di dalam rumah, riuh suara anak yang terkadang berebut mainan, aroma gorengan dari dapur, diskusi ngalor-ngidul di ruang tengah, menjadikan hidup lebih hidup. (iklan apa ini😅) Seperti sore ini, satu keluarga asal semarang membawa dua bocah lelakinya ke rumah, anak-anak gembira bermain bola n sepeda bersama di luar, meski dingin, begitu pula Abahnya juga senang ada kawan datang membantunya melubang dinding memasang satu rak buku. dan insyaallah, jika Tuhan mengizinkan, sabtu depan, satu tamu dari jogja datang bermalam.. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir

34..

Tinggal di negeri orange buat saya adalah sebuah anugerah... Tuhan telah menarik saya menjauh dari rumah, menjauh dari beragam kesibukan di tahun sebelumnya, menjauh dari kemapanan kenyamanan Indonesia, dan sekaligus menjauhkan cita cita orangtua atas saya... Anugerah luar biasa untuk saya, terbang ke benua biru, mencicip rasa 4 musim tanpa perlu lolos serangkaian tes bahasa dan wawancara. Ini kado terindah di 34 saya.. Hanya saja, saya terlalu bodoh untuk memahami maksud Tuhan membawa saya ke tempat ini.. Tuhan yang Maha Baik, Tuhan Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Penyayang, Tunjuki saya jalan lurus...

Rindu Ibu ...

Ini Jumat, Jumat adalah hari di mana saya begitu merindukan Ibu saya, hal-hal kecil dan juga rutinitas-rutinitas rumah tangga yang saya lakukan sekarang, mengingatkan saya akan masa lalu,  mengingatkan akan rutinitas-rutinitas yang dilakukan Ibu saya semasa saya tinggal bersama Ibu. Tak melulu hari jumat, tapi jumat menjadikan ingatan saya akan Ibu memuncak, begitu pula dengan rindu saya.. Jumat menjadi hari yang saya pilih untuk mencuci, agar di hari sabtu dan minggu saya punya waktu luang untuk membersamai huda althaf dan abahnya bermain, tanpa saya sambi dengan kegiatan lain (kecuali memasak dan cuci piring tentu saja, ini harus dilakukan tiap hari, karena tak masak sama artinya dengan tak makan), sedangkan hari kerja senin - kamis, di saat huda althaf dan abahnya belajar, ingin juga saya belajar, membuka laptop, dan belajar di sana (dalam jam-jam tertentu, saya menghindar dari facebook dan semacamnya, saya ingin belajar). Mencuci adalah rutinitas yang paling memakan waktu, e

Althaf 4 tahun di grup 1

Ini Althaf, berbaju merah, asyik dengan mobil karyanya. Di sekolahnya, dua hari dalam satu minggu, yaitu rabu dan jumat, orangtua murid yang duduk di grup 1 dan 2, diberi kesempatan untuk turut bermain di dalam kelas. guru pengajar hari itu akan mempersiapkan beberapa mainan di beberapa area untuk dimainkan anak bersama orangtuanya. ada area bermain lego, seperti tampak di foto, area menggambar-mewarnai, area bermain puzzle, area menggunting-menempel, dan area merangkai balok. tidak lama, cukup 15 menit, di awali jam 08.30 saat kelas dimulai (lebih awal tentu saja boleh, karena guru kelas sudah bersiap di kelas sejak pukul 08,15) dan diakhiri pukul 08.45. ada satu tanda akhir yang menarik, yakni satu musik "opruimen" (beres-beres) yang diputar dari pojok kelas. begitu musik diputar, semua paham, anak dan orangtua bersama membereskan dan kemudian mengembalikan ke tempat semula semua mainan yang tadi dimainkan.  Di sekolah althaf ini, saban harinya, anak di antar sampai

duhai Ibu Rumah Tangga..

jadilah ibu di rumah yang tak melulu sibuk dengan perkara rumah.. sayangi dirimu seperti engkau menyayangi suami dan anak anakmu.. izinkan dirimu, raga fisikmu tuk melakukan satu hal untuk batinmu bahagia.. jikalau suka kau memasak, luangkan waktu tuk memasak.. Masak menu kesukaan, yang sedikit lebih indah tinimbang biasa, yang sedikit lebih rumit tinimbang biasanya.. jikalau suka kau menjahit, merajut, merangkai.. Luangkan waktu untukmu membeli kain benang jarum dan rangkai ia menjadi satu bentuk yang indah.. jikalau suka kau berkebun, luangkan waktu tuk mencari bibit, menanam, menyiram dan satu waktu nanti memanennya.. lakukan satu hal yang kau suka, satu hal yang kau tahu akan membuatmu bahagia.. lakukan satu hal yang kau suka, lakukan saban harinya, atau satu hari saja, agar kau bahagia Tetapi jikalau satu hal yang kau suka adalah berselancar di dunia maya, berhati-hatilah.. Kecuali kau bekerja di sana, kecuali kau dapatkan rezekimu di sana, kecuali kau pintar at

berserah..pasrah...

ia tak semudah dikatakan.. ia tak mudah dijalankan... sering saya berujar pada suami.. saya pasrah, menjalani hari di rumah.. mencuci piring..memasak..mencuci baju.. menjemur..memasak lagi..mencuci piring lagi.. mengembalikan barang barang kembali ke tempatnya semula.. Kaos kaki, mobil kecil, bola, kertas, spidol, karet, handuk... saya belum sepenuhnya berserah, dan saya belum sepenuhnya ikhlas... terlebih ketika mencuci tak sesederhana menekan tombol dan kemudian mesin menyala, tunggu satu jam untuk kemudian siap dijemur.. tujuh bulan barangkali, saya mencuci manual semua baju...mengucek, membilas, memeras..dan berakhir dengan baju basah.. bertambah berat ketika hari hujan, karena tak lagi satu minggu sekali saya mencuci.. hari mencuci bertambah, seiring bertambahnya baju kotor karena basah tanah dan hujan... ada kala saya memaki .. Babu di rumah sendiri.. habis tenaga tuk pekerjaan fisik, konyol sekali... ----