Langsung ke konten utama

waktu = emas



Saya memang tinggal di rumah, tapi jauh dari kampung halaman. Empat tahun ini (insyaallah), saya seperti bermimpi, saya punya banyak waktu untuk bersenang-senang di dunia biru, menikmati diri saya dalam dingin yang indah, melakukan apa yang saya suka bersama anak- anak tanpa risau akan PR, hingga nanti kembali ke dunia nyata, 4 tahun lagi.




Hanya satu yang bisa saya lakukan, selain rutinitas rumah tangga, yaitu belajar. Dan banyak tema belajar yang bisa saya pelajari di waktu waktu luang saya, diantaranya:



1. belajar berbahasa asing (inggris - belanda)



2. belajar berdagang (offline – online)



3. belajar bermedia-sosial (facebook; blog; youtube)







Satu waktu saya pernah berbincang via whatsapps dengan satu kawan yang tinggal di Gunung Sempu, Bantul, Ia menyatakan betapa beruntungnya saya, punya banyak waktu luang, baginya waktu luang adalah emas, dengan 3 balita dan karier sebagai gold director di Oriflame, menjadikan ia harus pandai mengatur waktu antara pekerjaan rumah tangga, menemani bermain anak, dengan karier berdagang di dunia maya yang mengharuskan ia selalu sigap di depan gadget.



Membaca rentetan percakapan dengan kawan itu, saya kemudian berpikir, siapa yang beruntung? Saya dengan waktu luang saya yang banyak, atau kawan saya yang waktu luangnya laksana emas?



Aaah…saya kok ingin emas..

Sekali lagi tentang percakapan dengan kawan, kali ini dengan kawan dari Purwokerto, barangkali 5 tahun lalu, saya bertanya kepadanya tentang apa yang ia lakukan di rumah, Ia ibu rumah tangga juga seperti saya, dan jawabnya: belajar!  beberapa bulan sebelum saya berangkat ke Belanda, saya mendapat kabar, kawan saya tersebut diterima menjadi dosen di Institut Pertanian Yogyakarta.

Barangkali pada awalnya, belajar hanyalah satu kegiatan tuk mengisi waktu luang, atau buat saya, hanyalah satu cara untuk membuat waktu luang saya menjadi emas, meski emas ini pun hanya "emas khayalan" artinya saya menjadikan itu sebagai sesuatu yang berharga, sesuatu yang saya nilai berharga tinggi, sehingga harus saya manfaatkan dengan baik, dan saya jaga, saya rawat, saya pelihara jangan sampai hilang percuma.
tetapi saya percaya, satu waktu nanti, entah apa dan bagaimana, Tuhan pasti menunjukan jalan saya.. 

Tiba-tiba saya teringat, Lagu dari Raihan yang dipetik dari Al-Quran:
Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian
melainkan yang beriman dan beramal sholeh 
gunakan kesempatan yang masih diberi
moga kita tak kan menyesal
masa usia kita jangan disiakan karena dia takkan kembali
ingat lima perkara sebelum lima perkara
sehat sebelum saya sakit
muda sebelum tua
kaya sebelum miskin
lapang sebelum sempit
hidup sebelum mati

Saya sehat, masih muda (belum setua Ibu saya pastinya), belum kaya tapi hidup cukup, lapang (luang) waktu saya dan saya hidup.
Hidup!!









Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Hari gini baru nge-blog.....? (2)

Merujuk lagi ke teorinya Abraham Maslow, seperti yang saya baca di kompas , harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga, merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi, berkuasa dan kompeten di bidang tertentu sehingga yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya. Sedangkan aktualisasi diri merupakan realisasi seluruh potensi untuk menjadi kreatif dan bertindak bebas. Kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri masing-masing orang tidaklah sama dan perwujudan pemenuhannya pun tidak sama. Bagi saya, blog adalah media yang dapat saya pakai untuk memenuhi kebutuhan saya akan harga diri dan aktualisasi diri. Menurut saya ada 2 hal yang menarik di dunia blogging, yang pertama adalah teknik membuat tampilan fisik blog dan yang kedua teknik membuat materi blog. Ketika hari gini baru mulai nge-blog, saya seharusnya bisa membuat catatan online ini tak hanya sebatas catatan yang di-online-kan, saya seharusnya bisa membuat catatan ini menarik, dari segi tampilan fis...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...