Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Salju di Musim Semi 2022

  Salju tipis tampak menutup rerumputan di halaman rumah kala saya membuka tirai kamar anak-anak shubuh tadi. "Salju Nak.. Ayo bangun Mas..  Adek.. nanti pakai longjhon juga, dingin" segera saya bangunkan mereka. Longdjon adalah pakaian dalam yang menutup seluruh badan, dari jenis bahan yang hangat, untuk membuat badan lebih hangat di musim dingin. Satu lapis pakaian yang sebenarnya sudah terlipat dan tersimpan di almari di Maret yang (seharusnya) hangat ini. Sejak beberapa hari yang lalu, berita-berita online memang sudah mengabarkan akan datangnya salju di akhir maret ini berdasarkan perhitungan KNMI (semacam BMKG-nya Belanda), dan semalam dingin mulai terasa. Hujan salju mulai turun lagi jelang pukul delapan saat kami sarapan, menambah tinggi tumpukan salju tipis semalam. Saya bergegas, sarapan, memakai jilbab dan pakaian rangkap, tak lupa lipstik 😆. Saya pun minta anak-anak tuk bergegas. Saya ingin mengambil gambar, mengambil sejenak kenangan untuk bocah satu tahun, me

World's Happiest Country: Mana Saja?

Maret ini, tepatnya 18 Maret 2022, UN dengan bantuan lembaga survey Gallup melalui program World Happines Report (WHR) mengumumkan deretan negara-negara terbahagia tahun 2022. Tahun ini merupakan tahun ke 10 pelaksanaan survey mengenai tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara, dimulai dari tahun 2012. Survey dilaksanakan dengan membagi kuisioner kepada seribuan orang di masing-masing negara dengan kriteria penilaian pada GDP per kapita, kesehatan, support sosial saat terjadi masalah, kebebasan untuk membuat pilihan hidup, tingkat kepercayaan masyarakat, tingkat korupsi. Ada 146 negara yang disurvey menggunakan data tahun 2019 - 2021 dan 5 terbesarnya adalah: 1. Finlandia 2. Denmark 3. Islandia 4. Swiss 5. Belanda Finlandia selama 5 kali (2017, 2018, 2019, 2020, 2021, dan sekarang 2022) berturut-turut selalu menduduki peringkat pertama sebagai negara terbahagia di dunia. Denmark, Islandia, dan Swiss hampir dipastikan selalu berada di posisi 5 besar hanya urutannya yang beru

Lente Kriebels: Pendidikan seks a la Belanda

  Spring has officially sprung.." Ya, terhitung sejak 20 Maret, belahan bumi utara semakin menghangat,  matahari kembali bersinar banyak-banyak, meski suhu pagi hari terkadang di sekitar 5 derajat celcius, tapi siang hari bisa mencapai 17 derajat celsius. Spring atau musim semi telah tiba. Pohon-pohon masih gundul, tapi jika diperhatikan dengan seksama, ujung-ujung rantingnya tak lagi kering melainkan berupa kuncup kuncup hijau. Bunga-bunga mulai bermekaran, diawali dari daffodil, croccus sakura, magnolia, juga beragam jenis tulip. Di antara ragam tanaman yang mulai bersemi, tampak menyembul sarang-sarang kecil tempat hidup bayi-bayi burung. --- Di awal musim ini, di kala anak-anak melihat daun daun tumbuh hijau, bunga-bunga bermekaran, kupu-kupu dan lebah beterbangan, dan juga burung-burung ramai bercicit-cicit, mereka diajak untuk belajar mengenai perkembangbiakan makhluk hidup. Selama satu minggu anak-anak SD mendapat materi tentang pendidikan seks. Di mulai dari perkemba

Hamil dan Melahirkan di Belanda

  Berencana untuk hamil dan melahirkan di Belanda? Dua hal ini patut Anda simak: 1. Melahirkan di rumah Di masa Nenek kita barangkali, ibu hamil kemudian melahirkan di rumah adalah hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Tapi itu dulu. Di saat fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit masih sangat minim. Di masa kini, ketika rumah sakit dan klinik ibu bersalin banyak berdiri di tiap-tiap ibukota ksbupaten, praktik melahirkan di rumah ini sudah tidak terjadi lagi. Ini berbeda dengan Belanda. Meski fasilitas dan peralatan medisnya modern dan canggih tetapi peristiwa melahirkan di rumah adalah hal yang biasa terjadi di Belanda ini. Apakah kemudian harus selalu di rumah? Tentu saja tidak. Keputusan pelaksanaan persalinan apakah di rumah ataukah di rumah sakit ditentukan oleh tenaga medis dalam hal ini bidan. Bidan akan melihat kondisi Ibu dan juga kondisi bayi dalam kandungan apakah berada dalam kondisi yang normal atau tidak. Jikalau semua dalam kondisi normal (seperti: posis

Pengalaman Melahirkan di Belanda (2)

  Saya memasuki ruang bersalin sekitar pukul 09.00 pagi. Sebuah ruangan yang sangat lapang berukuran kurang lebih 5 x 6 meter persegi. Satu ranjang bersalin menjadi titik pusatnya. di belakangnya tampak berjejer rangkaian peralatan medis yang tak saya ketahui apa nama dan fungsinya. Di sebelah kiri ranjang, ada sebuah meja geser kecil dengan layar menyala di atasnya. Di dekat jendela kaca yang lebar, berseberangan dengan pintu masuk, terdapat sebuah sofa,  dan satu meja + kursi makan yang  terletak persis di depan TV.  Sedangkan di sisi samping pintu masuk tampak wastafel, peralatan makan, juga beberapa almari yang ternyata berisi perlengkapan bayi (pampers) dan juga ibu (pembalut). Seorang perawat kemudian menghampiri kami. Saya hanya berdua dengan suami saat itu. Ia memperkenalkan dirinya dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan awal, bukaan dua katanya. Kemudian ia memasang rangkaian alat pemantau di perut saya yang terhubung dengan monitor di sebelah kiri ranjang. Alat terseb

Pengalaman Melahirkan di Belanda (1)

  Pengalaman Melahirkan di Belanda Saat tiba di Belanda beberapa tahun lalu, salah satu dari sekian banyak hal yang membuat saya tercengang adalah cerita dari beberapa kawan yang melahirkan bayinya di rumah. "Wuoooow!" Saya, yang lahir di rumah sakit, puluhan tahun yang lalu di Indonesia merasa tercengang saat mengetahui ibu - ibu hamil di negara semaju Belanda justru melahirkan bayinya di rumah pada saat negara berkembang seperti Indonesia sudah lama sekali meninggalkan tradisi tersebut. Tapi kemudian hari saya tahu, melahirkan di rumah tersebut bisa terlaksana dengan syarat dan kondisi tertentu yang diputuskan oleh bidan. Riwayat operasi caesar saat melahirkan anak pertama membuat bidan memutuskan untuk merujuk saya melahirkan di rumah sakit. Meski anak kedua telah lahir (sembilan tahun lalu) melalui persalinan normal, tapi menurut bidan ada bekas luka robekan di perut yang bisa menjadi pemicu kondisi darurat selama persalinan. Jadilah saya melahirkan di rumah sakit terde

Hamil di Masa Pandemi di Belanda

  Ini cerita tentang saya, bisa jadi pengalaman yang saya bagikan di sini berbeda dengan pengalaman orang lain, meski tempat dan waktu terjadinya bisa jadi bersamaan. --- Setau saya hanya ada satu klinik bersalin di kota tempat kami tinggal, yaitu De Bakermat, Wageningen, yang terletak di centrum Wageningen, di belakang gereja. Wageningen hanyalah sebuah kota kecil, barangkali satu klinik bersalin sudah cukup untuk melayani ibu-ibu hamil dan melahirkan di kota ini. Cukup dengan melakukan pendaftaran dengan mengisi data di website De Bakermat, maka ibu hamil akan segera dihubungi (dalam waktu 24 -48 jam) oleh salah satu bidan yang sedang bertugas untuk membuat janji temu pertama kali.  Saya menghubungi De Bakermat di minggu ke-10 kehamilan, dan membuat janji temu untuk pemeriksaan pertama di minggu ke-11. Di pemeriksaan pertama ini, bidan menggunakan USG untuk mengetahui bagaimana kondisi si bayi, ada berapa bayi (barangkali kembar), apakah bayi bergerak aktif, apakah ia berada di

Ashfa: Si Bayi Satu Tahun

Namanya Ashfa. Ashfa Buwana Affandi nama panjangnya. Ia hadir di masa-masa aktivitas di muka bumi berjalan begitu lambat. Beberapa negara mengumumkan lockdown dan para pekerja sebagian besar mengerjakan pekerjaannya di rumah, interaksi fisik antar manusia dibatasi bahkan kalau bisa dihindari. Jikalau ditanya apa arti namanya, maka Ashfa berarti murni. Ia yang lahir di masa pandemi, menjadi pengharapan kami akan kelahirannya membawa kemurnian untuk bumi di kemudian hari lewat pribadi dan karya-karyanya yang unggul. Itulah harapan kami yang selalu tersemat dalam doa, menambah rangkaian doa panjang yang sebelum-sebelumnya terangkai untuk kakak-kakaknya. Kami menyadari kehadirannya di pertengahan summer 2020, saat anak pertama berusia 11 tahun dan anak kedua berusia 8 tahun. Ketika kemudian Ashfa lahir, Kakak-kakaknya berusia hampir 12 tahun dan 9 tahun. Selisih usia yang teramat jauh. Apalagi di usia saya, sebagai Ibu, menjelang kepala 4. Banyak kekhawatiran yang muncul terutama terka

Tiga Anak, Lalu...?

Remaja dan Bayi di satu rumah?! Anak Tengah yang Banyak Polah!? Tiga Anak, Laki-laki semua!! Semacam tiga judul artikel di sebuah website parenting. Judul pertama: Remaja dan Bayi di dalam satu rumah?! Mungkinkah dalam satu keluarga ada seorang remaja dan seorang bayi secara bersamaan? Ketika anak pertama sudah berusia di atas 12 tahun, dan ada anak berikutnya yang lahir kemudian. Bisa saja. Entah memang disengaja melalui perencanaan yang matang, atau tanpa kesengajaan karena kelalaian diprosesnya. Pada kenyataannya, ada beberapa keluarga yang mengalaminya. Lalu, bagaimana? Kemudian judul kedua: Anak Tengah yang Banyak Polah!? Mitos atau Fakta? Menurut cerita banyak orang, anak kedua atau anak tengah memiliki karakter yang sangat berbeda dengan anak pertama. Anak pertama biasanya penurut dan patuh, sedangkan anak kedua bersifat lebih terbuka, banyak tingkah cenderung bebas. Benarkah demikian? Judul ketiga: Laki-laki semua! Tiga lagi! Bagaimana rasanya? Biasanya orang yang melihat

International Woman's Day

  Pagi kemarin, 8 Maret 2022, Google Doodle memajang animasi yang teramat menarik. Dimulai dari kolase foto-foto lalu bergeser ke animasi di sofa sebuah rumah, seorang ibu duduk memangku bayinya sembari aktif di depan layar laptop; kemudian animasi berpindah di ruang operasi, ada tiga perempuan di ruang operasi tersebut; di laman yang lain tampak seorang perempuan dengan kamera telenya asyik memperhatikan sekelompok binatang di suatu tempat, barangkali di satu tempat di australia sana. Kesemuanya, objek dari animasi-animasi google doodle tersebut, adalah perempuan. Ya, kemarin merupakan "International Woman's Day". Google turut serta merayakannya dengan memajang google doodle berupa kolase foto perempuan-perempuan dan ragam aktivitas (pekerjaan) yang bisa dilakukan oleh perempuan, di semua bidang, di rumah, di kebun, di rumah sakit, di bengkel bahkan di alam liar sebagai fotografer. Celebrating International Women's Day 2022! #GoogleDoodle //g.co/doodle/k66hhds &q