Langsung ke konten utama

Ashfa: Si Bayi Satu Tahun

Namanya Ashfa. Ashfa Buwana Affandi nama panjangnya. Ia hadir di masa-masa aktivitas di muka bumi berjalan begitu lambat. Beberapa negara mengumumkan lockdown dan para pekerja sebagian besar mengerjakan pekerjaannya di rumah, interaksi fisik antar manusia dibatasi bahkan kalau bisa dihindari. Jikalau ditanya apa arti namanya, maka Ashfa berarti murni. Ia yang lahir di masa pandemi, menjadi pengharapan kami akan kelahirannya membawa kemurnian untuk bumi di kemudian hari lewat pribadi dan karya-karyanya yang unggul. Itulah harapan kami yang selalu tersemat dalam doa, menambah rangkaian doa panjang yang sebelum-sebelumnya terangkai untuk kakak-kakaknya.


Kami menyadari kehadirannya di pertengahan summer 2020, saat anak pertama berusia 11 tahun dan anak kedua berusia 8 tahun. Ketika kemudian Ashfa lahir, Kakak-kakaknya berusia hampir 12 tahun dan 9 tahun. Selisih usia yang teramat jauh. Apalagi di usia saya, sebagai Ibu, menjelang kepala 4.
Banyak kekhawatiran yang muncul terutama terkait usia. Jelas kekuatan fisik saya tak lagi sama seperti saat terakhir saya hamil 8 - 9 tahun lalu apalagi saat hamil Ashfa ini saya sedang bekerja di gudang sebuah toko Online di kota sebelah.  Cukupkah gizi yang saya miliki dan asupan menu yang saya konsumsi untuk mendukung tumbuh dan kembangnya di dalam kandungan? apalagi setelah cek darah pertama dan kedua ternyata saya anemia. Lalu bagaimana saya mendampingi kakak-kakaknya belajar dan bertumbuh sementara saya perlu banyak waktu untuk istirahat? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan bernada khawatir di dalam diri saya.

Yang menyenangkan, ternyata saya tidak sendirian, beberapa teman sepantar di masa sekolah dulu juga hamil dan kemudian melahirkan di masa masa pandemi ini, jadi serasa ada yang senasib sepenanggungan.😁

Satu hal yang saya syukuri adalah saya menjalani proses kehamilan dan melahirkan saat kami masih tinggal di Belanda. Perbedaan cara pemerintah (dan masyarakat) Belanda dan Indonesia dalam memandang pandemi ini sungguh berbeda, dan itu tampak pada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh masing-masing pemerintah dan pelaku-pelaku kebijakan itu. Bahkan tanpa kondisi pandemi pun, bagaimana tenaga kesehatan memperlakukan ibu hamil pun sudah berbeda.

Saya bagi besok ya ceritanya😄

Selamat Ulang Tahun Ashfa, bertumbuhlah dengan bahagia😘




Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Hari gini baru nge-blog.....? (2)

Merujuk lagi ke teorinya Abraham Maslow, seperti yang saya baca di kompas , harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga, merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi, berkuasa dan kompeten di bidang tertentu sehingga yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya. Sedangkan aktualisasi diri merupakan realisasi seluruh potensi untuk menjadi kreatif dan bertindak bebas. Kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri masing-masing orang tidaklah sama dan perwujudan pemenuhannya pun tidak sama. Bagi saya, blog adalah media yang dapat saya pakai untuk memenuhi kebutuhan saya akan harga diri dan aktualisasi diri. Menurut saya ada 2 hal yang menarik di dunia blogging, yang pertama adalah teknik membuat tampilan fisik blog dan yang kedua teknik membuat materi blog. Ketika hari gini baru mulai nge-blog, saya seharusnya bisa membuat catatan online ini tak hanya sebatas catatan yang di-online-kan, saya seharusnya bisa membuat catatan ini menarik, dari segi tampilan fis...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...