Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Ia, Si Wikipedia berjalan saya...

Anak ini, lama-lama menjadi semacam wikipedia berjalan untuk saya. Ia suka sekali membagikan isi kepalanya pada saya. Salah satu hobinya adalah membaca, meski buku pilihannya terbatas pada topik-topik yang ia sukai semacam peta, negara (geografi), perang (sejarah) dan bola. Siang ini, saat kami makan siang, ia tiba-tiba berkata bahwa hari ini adalah hari terpendek. "Oh ya?" saya bertanya memastikan "Iya, Juf tadi bilang di sekolah" jawabnya "Ini di sini juga ada "De kortste dag van het jaar'" lanjutnya sembari menunjukkan sebuah kalender. Aih, itu kalender yang saya pikir tidak terpakai, sehingga saya pakai tuk corat coret di belakangnya.. Ada satu masa di mana Ia selalu bertanya dan saya tak tahu jawabannya, tentang negara Eritrea, tentang nama pemain bola, tentang siapa lawan siapa di perang dunia 2. Tapi saya tak ingin memutus rasa ingin tahunya, sehingga saya hanya bisa menggiringnya menggunakan google untuk menemukan w
Suara notifikasi hp di pagi jelang siang ini membuat saya beranjak dari kursi. Sengaja saya jauhkan ia dari jangkauan, Seringkali ragam media sosial yang terpasang di hp mengganggu saya, membuat saya terjebak dalam jurang maya, sehingga saya memilih menjauh saat tersadar. Ternyata, satu kawan mencolek saya via instagram. Duh!! Bukan pada isi gambar yang ia bagikan, tapi colekannya mengingatkan pada satu percakapan pagi kemarin. "Dah dibelikan hp, diajak ke Belanda, mbok narsis dikit!!" "Suami lain mungkin ada yang keberatan istrinya main hp terus, lah ini malah kudu disuruh suruh sampai nangis ini" "Pak Barkah banget sih" Tak kuasa, tertawa juga akhirnya saya ketika nama Ayah saya disebut. "Memang" pendek saya menjawab. "Kenapa sih?" Ia mengejar, "Tanya Pak Barkah!" Jawab saya sambil terus tertawa. Tapi tampaknya ia mulai kesal.. "Update status" satu hal yang mungkin tampak sepele di mata banyak or

Satu Waktu Ketika Saya Rindu Indonesia

Ini yang membuat saya serasa di rumah, serasa di tanah air sendiri, Indonesia. Lupa dengan dinginnya salju yang turun dua hari lalu, lupa dengan rambut-rambut pirang dan kulit-kulit pucat bertubuh jangkung, lupa dengan beragam bahasa yang silih berganti mampir di telinga, dan sejenak lupa dengan keju dan kentang.  Kami, Ibu-ibu "dependent", Ibu-ibu yang datang ke satu kota kecil di Belanda untuk membersamai suami kami untuk melanjutkan cita-citanya. Atas nama cinta, kami datang ke kota ini, meninggalkan segala kenyamanan di tanah air, dan membangun satu kenyamanan baru di rantau. Ini  salah satunya. Berkumpul, berbagi cerita, bertukar resep masak dan makan bersama, menjadi satu hiburan yang teramat menyenangkan untuk saya. Tentu saja kami bisa melakukannya di hari kerja, karena kami tak bekerja di luar sana. kami bekerja dengan jam kerja kami sendiri, kami belajar dengan jam belajar kami sendiri, hingga memungkinkan bagi kami tuk menentukan satu hari tuk ber