Suara notifikasi hp di pagi jelang siang ini membuat saya beranjak dari kursi. Sengaja saya jauhkan ia dari jangkauan, Seringkali ragam media sosial yang terpasang di hp mengganggu saya, membuat saya terjebak dalam jurang maya, sehingga saya memilih menjauh saat tersadar.
Ternyata, satu kawan mencolek saya via instagram. Duh!!
Bukan pada isi gambar yang ia bagikan, tapi colekannya mengingatkan pada satu percakapan pagi kemarin.
"Dah dibelikan hp, diajak ke Belanda, mbok narsis dikit!!"
"Suami lain mungkin ada yang keberatan istrinya main hp terus, lah ini malah kudu disuruh suruh sampai nangis ini"
"Pak Barkah banget sih"
Tak kuasa, tertawa juga akhirnya saya ketika nama Ayah saya disebut.
"Memang" pendek saya menjawab.
"Kenapa sih?" Ia mengejar,
"Tanya Pak Barkah!" Jawab saya sambil terus tertawa.
Tapi tampaknya ia mulai kesal..
"Update status" satu hal yang mungkin tampak sepele di mata banyak orang, bisa jadi begitu berat untuk saya.
"Iya deeehhh... resolusi 2018, update status" janji saya pada akhirnya.
"Ngga keren amat resolusinya" lanjut saya.
Ia tetap terdiam, jelas tampak tak puas dengan janji saya...
Dan saya resah..
Ternyata, satu kawan mencolek saya via instagram. Duh!!
Bukan pada isi gambar yang ia bagikan, tapi colekannya mengingatkan pada satu percakapan pagi kemarin.
"Dah dibelikan hp, diajak ke Belanda, mbok narsis dikit!!"
"Suami lain mungkin ada yang keberatan istrinya main hp terus, lah ini malah kudu disuruh suruh sampai nangis ini"
"Pak Barkah banget sih"
Tak kuasa, tertawa juga akhirnya saya ketika nama Ayah saya disebut.
"Memang" pendek saya menjawab.
"Kenapa sih?" Ia mengejar,
"Tanya Pak Barkah!" Jawab saya sambil terus tertawa.
Tapi tampaknya ia mulai kesal..
"Update status" satu hal yang mungkin tampak sepele di mata banyak orang, bisa jadi begitu berat untuk saya.
"Iya deeehhh... resolusi 2018, update status" janji saya pada akhirnya.
"Ngga keren amat resolusinya" lanjut saya.
Ia tetap terdiam, jelas tampak tak puas dengan janji saya...
Dan saya resah..
Komentar
Posting Komentar