Langsung ke konten utama

Hamil di Masa Pandemi di Belanda

 Ini cerita tentang saya, bisa jadi pengalaman yang saya bagikan di sini berbeda dengan pengalaman orang lain, meski tempat dan waktu terjadinya bisa jadi bersamaan.


---

Setau saya hanya ada satu klinik bersalin di kota tempat kami tinggal, yaitu De Bakermat, Wageningen, yang terletak di centrum Wageningen, di belakang gereja.
Wageningen hanyalah sebuah kota kecil, barangkali satu klinik bersalin sudah cukup untuk melayani ibu-ibu hamil dan melahirkan di kota ini.
Cukup dengan melakukan pendaftaran dengan mengisi data di website De Bakermat, maka ibu hamil akan segera dihubungi (dalam waktu 24 -48 jam) oleh salah satu bidan yang sedang bertugas untuk membuat janji temu pertama kali. 
Saya menghubungi De Bakermat di minggu ke-10 kehamilan, dan membuat janji temu untuk pemeriksaan pertama di minggu ke-11.
Di pemeriksaan pertama ini, bidan menggunakan USG untuk mengetahui bagaimana kondisi si bayi, ada berapa bayi (barangkali kembar), apakah bayi bergerak aktif, apakah ia berada di tempat yang benar (bukan di luar kandungan). Dan tak lupa, bidan yang bertugas saat itu (saya benar-benar lupa namanya) mengucapkan selamat atas kehamilan saya😚
Di pertemuan-pertemuan berikutnya saya selalu bertemu dengan Garjene atau seorang calon bidan di bawah asuhan Garjene, karena jadwal luang saya di kamis dan jumat (saya bekerja di senin, selasa, dan rabu) berbarengan dengan jadwal tugas praktek Garjene di kamis dan jumat juga.
Hingga minggu kehamilan ke 30, saya selalu datang saban 4 minggu sekali, dengan waktu temu 15 menit. Kecuali di pertemuan kedua di tempat ini, ada alokasi waktu selama satu jam. Di pertemuan kedua ini, bidan menggali banyak informasi dari ibu hamil. Bidan memiliki serangkaian pertanyaan untuk di jawab ibu hamil, seperti apakah ibu hamil merokok, apakah mengkonsumsi obat tertentu, apakah mengkonsumsi alkohol, apakah pernah dirawat di rumah sakit, apakah memiliki riwayat penyakir turunan seperti diabetes dan jantung  dan beberapa pertanyaan lain.
Dalam kondisi normal, pemeriksaan USG selama hamil hanya akan dilakukan sebanyak dua kali. Pertama diusia kehamilan minggu ke 11 - 12 dan yang kedua di usia kehamilan minggu ke 20.


Ada hal-hal kecil yang kemudian saya sadari dari setiap kedatangan saya di klinik bidan ini.
1. Tak ada antrian. Jadwal periksa selalu dibuat oleh bidan pemeriksa di setiap akhir pemeriksaan, jadwal ini langsung dimasukkan di sistem mereka di komputer, lengkap dengan jam pemeriksaan selama 15 menit.
Hal ini memungkinkan ibu hamil untuk datang hanya pada saat diperiksa. Tidak perlu hadir awal untuk mendapatkan antrian awal, atau kalau ternyata dapat antrian nomor banyak tak perlu menunggu berjam-jam menanti giliran (seperti yang biasa saya lakukan saat periksa di Indonesia)

2. Ada pertanyaan? Kalimat pendek ini yang selalu ditanyakan bidan di setiap pertemuan setelah ia menanyakan kabar ibu hamil. Dari pertanyaan-pertanyaan ibu hamil lah kemudian bidan memberikan saran dan masukan.

Satu hal lagi, yang paling saya syukuri saya menjalani kehamilan masa pandemi di Belanda adalah kesederhanaan aturan yang diterapkan. Ibu hamil tak perlu PCR terlebih dahulu sebelum periksa. Hanya sebuah himbauan via email yang mengingatkan jikalau Ibu hamil tersebut memiliki salah satu gejala corona maka sebaiknya membatalkan periksa dan membuat janji temu yang baru. Sesederhana itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.