Ini Althaf, berbaju merah, asyik dengan mobil karyanya.
Di sekolahnya, dua hari dalam satu minggu, yaitu rabu dan jumat, orangtua murid yang duduk di grup 1 dan 2, diberi kesempatan untuk turut bermain di dalam kelas. guru pengajar hari itu akan mempersiapkan beberapa mainan di beberapa area untuk dimainkan anak bersama orangtuanya. ada area bermain lego, seperti tampak di foto, area menggambar-mewarnai, area bermain puzzle, area menggunting-menempel, dan area merangkai balok.
tidak lama, cukup 15 menit, di awali jam 08.30 saat kelas dimulai (lebih awal tentu saja boleh, karena guru kelas sudah bersiap di kelas sejak pukul 08,15) dan diakhiri pukul 08.45. ada satu tanda akhir yang menarik, yakni satu musik "opruimen" (beres-beres) yang diputar dari pojok kelas.
begitu musik diputar, semua paham, anak dan orangtua bersama membereskan dan kemudian mengembalikan ke tempat semula semua mainan yang tadi dimainkan.
Di sekolah althaf ini, saban harinya, anak di antar sampai ke tempat duduknya, kecuali hari rabu dan jumat, sebelum bel berbunyi di jam 08.30, orangtua memiliki kesempatan tuk bermain dan melihat hasil karya anak yang dipajang di dinding kelas. begitu juga di waktu istirahat siang sebelum bel berbunyi jam 13.15, akan ada satu kotak buku, yang disesuaikan dengan tema belajar bulan tersebut, untuk dibaca bersama anak - orangtua sambil menanti waktu masuk kelas.
Keterlibatan orangtua dalam dunia sekolah anak buat saya adalah satu bentuk tanggungjawab orangtua dalam pendidikan. Pendidikan bukan melulu tanggungjawab sekolah, sekolah hanyalah kepanjangan tangan negara untuk menyediakan fasilitas pendidikan, guna mencerdaskan generasi mudanya untuk nantinya membangun negerinya. Pendidikan adalah hasil kerjasama sekolah dan orang tua di rumah dan (seharusnya) masyarakat di lingkungannya. anak tak hanya tumbuh di lingkungan sekolah, ia tumbuh di dalam keluarga, dan juga ia bergaul di lingkungannya, di semua tempat itulah ia belajar.
Komentar
Posting Komentar