facebook lagi...
buat saya facebook itu ya, ya, ya dan tidak..
bukan cuma ya dan tidak,
karena nyatanya lebih banyak ya-nya tinimbang tidak-nya..
ya..tak saya pungkiri, Facebook itu menyenangkan, terkadang menghibur, terkadang menginspirasi, mulai dari yang to the point "fokus ke masa depan, jangan toleh ke belakang" hingga ke foto buku yang di baca atau mainan edukatif yang dimainkan si anak, bahkan cerita tentang bahagianya menjadi ibu rumah tangga, atau riangnya ia di tengah tumpukan dagangan.
ya..facebook menjadi semacam tempat untuk menunjukkan keberadaan "eksistensi" seseorang, mulai dari yang sederhana upload foto jajanan "homemade", foto piknik keliling indonesia bahkan eropa, hingga foto dengan baju dinas di ruang kerjanya. Tak melulu keberadaan fisiknya, tapi juga pemikirannya, pro-ahok, yang penting anti-ahok, salahnya jokowi...
ya..Suami saya memberi saya amanah, untuk menulis status dan tentu saja mengunggahnya, bercerita tentang satu babak hidup kami di wageningen, tentang sekolah anak anak, ragam makanan, transportasi umum, cuaca yang tentu berbeda dengan Indonesia. Kalau tidak sekarang, kapan lagi ceritanya?
Tidaaaak.. Facebook itu bikin baper, bahaya!!! Sekitar dua-tiga hari ini saya merasa "overdosis" Facebook, saya buka Facebook saban kali saya punya kesempatan memegang hp, dan sebagai ibu rumah tangga, saya bisa megang hp kapanpun saya mau, kontrol diri saya jebol akhir akhir ini, dan berkelana di dunia maya tanpa menghasilkan laksana masuk dalam lubang yang tak berujung, akhirnya sesat (pekerjaan rumah tak kelar kelar) dan baper, terbawa perasaan si dia ko begini, si dia ko begitu..
Saya kemudian berkesimpulan: Berkelana di dunia maya tanpa menghasilkan itu berbahaya, bahaya baper. Kalau tak mau baper, buat ceritamu sendiri, syukur-syukur kalau mendatangkan rezeki, menghasilkan uang, atau minimal menghasilkan status 😆
buat saya facebook itu ya, ya, ya dan tidak..
bukan cuma ya dan tidak,
karena nyatanya lebih banyak ya-nya tinimbang tidak-nya..
ya..tak saya pungkiri, Facebook itu menyenangkan, terkadang menghibur, terkadang menginspirasi, mulai dari yang to the point "fokus ke masa depan, jangan toleh ke belakang" hingga ke foto buku yang di baca atau mainan edukatif yang dimainkan si anak, bahkan cerita tentang bahagianya menjadi ibu rumah tangga, atau riangnya ia di tengah tumpukan dagangan.
ya..facebook menjadi semacam tempat untuk menunjukkan keberadaan "eksistensi" seseorang, mulai dari yang sederhana upload foto jajanan "homemade", foto piknik keliling indonesia bahkan eropa, hingga foto dengan baju dinas di ruang kerjanya. Tak melulu keberadaan fisiknya, tapi juga pemikirannya, pro-ahok, yang penting anti-ahok, salahnya jokowi...
ya..Suami saya memberi saya amanah, untuk menulis status dan tentu saja mengunggahnya, bercerita tentang satu babak hidup kami di wageningen, tentang sekolah anak anak, ragam makanan, transportasi umum, cuaca yang tentu berbeda dengan Indonesia. Kalau tidak sekarang, kapan lagi ceritanya?
Tidaaaak.. Facebook itu bikin baper, bahaya!!! Sekitar dua-tiga hari ini saya merasa "overdosis" Facebook, saya buka Facebook saban kali saya punya kesempatan memegang hp, dan sebagai ibu rumah tangga, saya bisa megang hp kapanpun saya mau, kontrol diri saya jebol akhir akhir ini, dan berkelana di dunia maya tanpa menghasilkan laksana masuk dalam lubang yang tak berujung, akhirnya sesat (pekerjaan rumah tak kelar kelar) dan baper, terbawa perasaan si dia ko begini, si dia ko begitu..
Saya kemudian berkesimpulan: Berkelana di dunia maya tanpa menghasilkan itu berbahaya, bahaya baper. Kalau tak mau baper, buat ceritamu sendiri, syukur-syukur kalau mendatangkan rezeki, menghasilkan uang, atau minimal menghasilkan status 😆
Jadi, bermedsos pun, termasuk dalam hal ini, pilihlah yang menguntungkan ya, Mbak, termasuk untung dalam informasi dan pengetahuan, untung dapat teman, dll.
BalasHapusBetul Mas Akhmad Muhaimin. sepakat! btw..terimakasih atas kunjungannya...:)
BalasHapus