Satu waktu dahulu, menjelang 28 saya, saya berhasrat 'mbelah 3 duren'.. 3 buah durian yang ingin saya hadiahkan pada diri saya sendiri atas keberhasilan saya lolos dari 3 hal besar yang berbulan bulan sebelumnya menjadi penyebab atas galau dan resah saya.
tetapi sampai sekarang -terhitung sejak saat itu- saya belum juga menikmati 3 buah durian itu, sedangkan syarat dan ketentuan yang menjadikan saya mengizinkan diri saya sendiri menikmati 3 buah durian itu sudah saya penuhi. Saya selesaikan pascasarjana saya, saya terima visa schengen saya dan saya terbang ke eropa.
Ya. saya di Eropa sekarang, tepat di jantung Eropa, di mana Robert Schuman merintis mimpi Eropa Bersatu-nya.
Leuven -kota yang saya tinggali sekarang, yang hanya sepelemparan batu dari Brussel ibukota Belgia- tak berbeda jauh dengan Yogyakarta, kota yang saya tinggalkan. keduanya punya julukan sama, kota pelajar. Satu universitas besar berdiri di sana, UGM (Universitas Gadjah Mada) di Yogyakarta dan KUL (Katholieke Universiteit Leuven) di Leuven. Kota yang diramaikan oleh pelajar dan di-sepi-kan pula oleh pelajar.
Bukan dikarenakan oleh saya hingga saya berkesempatan menjejak Leuven dan mencicipi hidup di Eropa, melainkan karena Ia yang menginginkan saya selalu membersamainya. Ia yang merangkai cita-citanya bertahun-tahun lalu, hingga Tuhan menunjukkan jalannya dan membawanya mengambil gelar Master di KUL dengan beasiswa Vlir-uos. Dan ini adalah hadiah 28 saya yang terindah.
Tiga buah durian yang ingin saya hadiahkan pada diri saya sendiri akan saya nikmati tak lama lagi di 29 saya ketika kembali ke Yogyakarta nanti.. dan tidak hanya 3 buah durian, melainkan 4, karena ada satu lagi pengharapan saya yang ingin saya dapatkan sebelum kalender tahun ini berganti.
Komentar
Posting Komentar