Langsung ke konten utama

Soto..Soto...!

 gambar soto
Saya penyuka soto.
Sebagai orang jogja ini adalah hal biasa, karena kebanyakan orang jogja pasti suka soto. meskipun demikian, jangan berharap anda akan menemukan yang namanya soto jogja di deretan nama beken soto di Indonesia semacam soto betawi, soto madura, soto banjar, atau soto kudus.
Ini berbeda dengan gudeg, tanpa perlu embel-embel jogja pun, gudeg identik dengan jogja, gudeg jogja. tapi soto jogja?


Barangkali karena saking banyaknya ragam soto yang ada di jogja maka tak ada yang menjadikannya sebagai icon soto jogja.  (1) Soto Kadipiro di jalan Wates, sekitar 1 km sebelah barat perempatan wirobrajan, yang didirikan oleh Karto Wijoyo tahun 1921; (2) Soto Sawah Pak Slamet yang letaknya dekat sawah di jalan Bibis, Tetek, Mejing kidul, Ambarketawang, Sleman jauh dari keramaian kota; (3) Soto Pak Sholeh yang didirikan tahun 1952 di jalan Wiratama Yogyakarta dekat dengan Museum Pangeran Diponegoro; (4) Soto Pak Tembong di jalan Magelang Km.9; (5) Soto Pak Bloon di sebelah barat kantor DPRD Bantul. 

Warung soto yang saya sebutkan di atas adalah warung soto yang pernah saya kunjungi. Rasanya tak ada yang sama, dan menurut saya yang paling nikmat adalah soto Kadipiro di jalan wates (ada banyak cabang Soto Kadipiro, di jalan wates sendiri ada 4, pilih yang paling timur, di utara jalan, ini cikal bakalnya Soto Kadipiro)

Keragaman rasa soto tak lain karena keragaman pilihan rempah yang dipergunakan. Kekayaan rempah yang tersedia di Indonesia-lah yang menjadikan satu nama Soto memiliki banyak rasa, dan priyayi jogja cukup kreatif meracik rempah-rempah tersebut. ada yang mirip Soto Lamongan, kuah kuning dengan bumbu bawang merah, merica, ketumbar, jahe, kunir, saun salam, sere, laos dan daun jeruk; ada yang seperti Soto Kudus, kuah coklat dengan bawang merah, merica, laos, salam dan kecap; ada yang seperti Soto Banjar, kuah bening dengan bawang merah, bawang putih, merica, pala, lada dan cengkih (sedikit ke timur jogja yaitu di Klaten, ada Sop Ayam Pak Min); tetapi saya belum mendapati soto di jogja yang seperti soto betawi atau soto madura, soto dengan kuah santan, barangkali karena sudah terlalu banyak sayur di jogja yang menggunakan bahan baku santan: gudeg, lodeh, brongkos, dan mangut.

Tanpa perlu jauh-jauh ke Lamongan, sore ini Soto Lamongan menjadi menu makan malam keluarga saya. puas rasanya melihat Suami-Anak-Bapak-Ibu-Simbah menyantap racikan saya, yang tentu saja bebas MSG..:)
Jalan Bibis, Tetek, Mejing, Kidul Ambarketawang, Gamping, Sleman - See more at: http://www.jogjawae.com/soto-sawah-pak-slamet.html#sthash.GptC7eBU.dpuf
Jalan Bibis, Tetek, Mejing, Kidul Ambarketawang, Gamping, Sleman - See more at: http://www.jogjawae.com/soto-sawah-pak-slamet.html#sthash.GptC7eBU.dpuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...