Langsung ke konten utama

Membaca facebook di era kampanye presiden 2014

Saya kehilangan arti facebook.., bagi saya facebook tidak lagi bisa dipergunakan sebagai sarana tuk bertukar sapa, melepas rindu dengan kawan lama atau kawan jauh. saya semakin malas membuka facebook apalagi menuliskan status, terlebih lagi ketika ada beberapa oknum pengguna facebook yang mempergunakan akun facebook mereka hanya untuk mencaci sesama mereka yang dirasa berbeda. 
Terlebih-lebih jelang 9 Juli ini, saya semakin jengah membaca beranda facebook, unggahan-unggahan dengan penguat berita-berita berjudul provokatif simpang siur memenuhi beranda. masing-masing saling menguatkan pilihan dengan menjatuhkan pihak lain. sepertinya akan dianggap tidak gaul, kuper, kampungan dan ketinggalan jaman, kalau seseorang tidak sekaliii saja menulis status tentang capres di facebook, sehingga mereka berlomba-lomba memperbanyak unggahan-unggahan berita tentang satu atau sekelompok orang tanpa cek dan ricek terlebih dahulu, dan tanpa malu menyertakan pula dalil-dalil pembenarnya.
BERBEDA. Ya, bangsa ini sepertinya sudah tidak lagi punya kosakata 'berbeda' yang dikaitkan pada hal-hal yang tak teraba indra. bahwa merah berbeda dengan kuning, bahwa kuning berbeda dengan biru. mereka lupa bahwa akan ada warna jingga ketika merah bercampur kuning dan akan ada warna hijau ketika kuning bercampur biru, tidakkah itu yang menjadikan indah..?
berbeda itu fitrah manusia, dan pendiri negara kita menyadarinya dengan menggenggamkan kebhinekaan di kaki garuda, tapi seiring waktu ketika musuh besar -musuh sebangsa setanah air- yang bernama penjajah telah dihapuskan, bangsa ini kemudian mencari musuh di dalam negerinya sendiri. 
Ironis, apa perlu ada musuh sebangsa setanah air lagi sehingga bangsa ini bisa saling menghargai...?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...