Ramadhan tiba Ramadhan tiba Ramadhan tiba
Marhaban ya Ramadhan Marhaban ya Ramadhan
Marhaban ya Ramadhan Marhaban ya Ramadhan
Ramadhan tiba semua bahagia
tua dan muda bersukacita
bulan ampunan bulan yang berkah
bulan terbebas api neraka
Ramadhan tiba-nya Opick ini saya putar saban hari di youtube, untuk membawa masuk suasana ramadhan di dalam rumah. Bagaimana tidak, tinggal di eropa, dengan hanya satu "masjid" di pinggir kota, membuat ramadhan kali ini jauh berbeda dengan suasana ramadhan sebelumnya.
speaker masjid yang sudah menyala jelang sahur, suara imsak-adzan yang datang dari empat penjuru di pagi hari, obrolan tentang puasa di sekolah, buka bersama, tarawih di masjid, jaburan, takbiran...bahkan lapak-lapak pasar tiban menjajakan panganan tuk buka puasa dan juga sale/diskon besar besaran di sejumlah toko baju atawa mall...semuanya menghidupkan ramadhan.
Ramadhan tahun ini, kami berpuasa dalam sepi. tak ada azan, apalagi peringatan imsak. jadwal puasa kami mengikuti jadwal puasa masjid terdekat, masjid wageningen.
Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim panas di belahan bumi utara, dengan lama puasa sekitar 18 jam. sebenarnya, ini bukan pertama kalinya kami menjalankan ibadah puasa di musim panas. Tahun 2011, saat suami menyelesaikan gelar Masternya di Belgia, kami berpuasa ramadhan di akhir musim panas sekitar 16 jam. Tahun ini, kami akan melewati puasa terpanjang di Belanda, yaitu 18 jam 26 menit pada tanggal 18 - 24 juni 2016.
Ketika puasa dimaknai sekadar menahan haus dan lapar di siang hari, puasa menjadi perkara mudah. Karena posisi Lintang tinggi di utara, suhu udara selama ini paling tinggi hanya di angka 28C, dengan banyak mendung dan hujan serta kelembaban rendah, sehingga tak banyak terjadi penguapan tubuh. Sekadar tidak makan dan tidak minum tidaklah susah.
akan tetapi, seperti yang di sampaikan Opick dalam lagunya:
dalam bersahur ada pahala
dalam berbuka alangkah indah
menahan diri menahan lidah
menjaga hati menjaga mata
banyakkan amal hari harinya
pahala datang berlipat ganda
berlomba lomba untuk ibadah
dunia bahagia surga nantinya
Berat. buat saya. maghrib jam 22.00, kemudian waktu isya jam 23.30, tarawih dimulai dengan mata berat, dengan waktu tidur yang tersisa sekitar jam 24.00 hingga bangun untuk sahur jam 03.00.
hari ini hari ke-8 kami berpuasa, dan saya masih beradaptasi, satu minggu di awal puasa, anak anak saya biarkan untuk turut serta berbuka, karena mereka terbiasa tidur antara jam 21.00 - 22.00, menidurkan anak anak di awal waktu sepertinya tidak mungkin, sementara saya harus menyiapkan menu berbuka. sehingga dengan pola seperti ini, bisa dipastikan, tanpa tidur siang, saya sudah mengantuk begitu selesai makan. yang terjadi kemudian adalah tak ada sholat tarawih.
Saya kemudian mengubah pola, tentu saja setelah bertanya bertukar pengalaman dengan keluarga keluarga indonesia di sini. Saya menyiapkan makanan buka puasa di siang hari, dan membawa anak-anak tidur lebih awal, pukul 20.00 mereka sudah gosok gigi dan berganti baju tidur, kemudian membaca buku dan bersiap tidur sebelum pukul 21.00. anak-anak tidur, dan sayapun tidur. alhamdulillah bisa bangun lebih segar untuk berbuka dan tarawih seusai sholat isya. meskipun berisiko bangun sahur kesiangan seperti hari ini, kami tak makan sahur.
Bagaimana dengan balita saya yang dulu berpuasa?
Sulung saya yang dulu balita sekarang sudah tujuh tahun.
hingga kemarin ia menjalankan puasanya dengan suka cita.
berat di hari pertama, wajar, ia berbuka pukul 16.00 seusai pulang sekolah.
dan kemudian, di hari kedua ia menemukan kuncinya
saat lelah sepulang sekolah, ia akan melepas bajunya, berganti baju rumah dan rebahan di kamar
rebahan tidak tidur, untuk kemudian bermain kembali bersama adiknya.
Ia masih belajar, berpuasa sampai waktu ashar, ya ashar di sini sekitar pukul 18.00.
dan hari ini, di hari kedelapan, saat saya dan Abahnya melewatkan waktu sahur, saya tetap membangunkannya, untuk makan sahur.
Berat,
karena berpuasa tak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga,
ada pahala besar yang dijanjikan kepada kita.
Komentar
Posting Komentar