Ini bukan cerita saya, ini cerita suami saya..
cerita tentang satu pertemuan pentingnya dengan para supervisor di program doktor yang sedang ditempuhnya, dan kemudian Ia bagi ceritanya pada saya.
tak semua detail Ia ungkap, dan dari sebagian itu, tak banyak pula yang saya ingat.
hanya satu yang berkesan buat saya, kalimat "That was a good meeting" keesokan harinya.
satu hari di bulan ketujuh program doktornya, ada satu pertemuan penting yang harus Ia lalui.
satu pertemuan evaluasi di enam bulan pertamanya. Evaluasinya rata-rata, cenderung rata-rata bawah, meskipun juga ada nilai dari beberapa parameter yang cukup tinggi. seperti kemampuan berbahasa nilainya tinggi (tentu saja, karena Ia menyelesaikan program masternya di Belgia, bahasa tak lagi menjadi kendala). Nilai rendah Ia dapatkan di penguasaan ilmu dan ketrampilan di lab, bisa dipahami karena ada sedikit penyimpangan ilmu dari yang sebelumnya Ia harapkan sebelum masuk doktor dengan realitas di lapangan yang ternyata mengharuskannya sedikit menyentuh dunia hortikultura dan genetika.
Ia marah, marah dihadapan para supervisornya, tidak menerima penilaian rendah yang diberikan dan berargumen, membantah semua penilaian dan menjabarkan setiap alasannya. satu yang saya ingat adalah Ia menyampaikan jikalau penilaian didasarkan pada kinerjanya dua tiga bulan terakhir, itu tidak adil, karena dua tiga bulan ini berbenturan dengan "summer break" dan orang-orang di Laboratorium (termasuk juga supervisor) tidak berada ditempat (pergi liburan) di saat ia memerlukan bimbingan.
Ia marah, barangkali dengan energi yang berlipat semua emosi yang sebelumnya sudah ia pendam terluapkan dan tersampaikan semua.
Meeting selesai dengan baik..
dan keesokan harinya, di satu waktu bertemu lagi dengan supervisornya, dalam kesempatan terpisah, mereka menyampaikan hal yang sama "That was a good meeting".. Luar Biasa!!
Marah-marah tapi berakhir dengan "that was a good meeting".
cerita tentang satu pertemuan pentingnya dengan para supervisor di program doktor yang sedang ditempuhnya, dan kemudian Ia bagi ceritanya pada saya.
tak semua detail Ia ungkap, dan dari sebagian itu, tak banyak pula yang saya ingat.
hanya satu yang berkesan buat saya, kalimat "That was a good meeting" keesokan harinya.
satu hari di bulan ketujuh program doktornya, ada satu pertemuan penting yang harus Ia lalui.
satu pertemuan evaluasi di enam bulan pertamanya. Evaluasinya rata-rata, cenderung rata-rata bawah, meskipun juga ada nilai dari beberapa parameter yang cukup tinggi. seperti kemampuan berbahasa nilainya tinggi (tentu saja, karena Ia menyelesaikan program masternya di Belgia, bahasa tak lagi menjadi kendala). Nilai rendah Ia dapatkan di penguasaan ilmu dan ketrampilan di lab, bisa dipahami karena ada sedikit penyimpangan ilmu dari yang sebelumnya Ia harapkan sebelum masuk doktor dengan realitas di lapangan yang ternyata mengharuskannya sedikit menyentuh dunia hortikultura dan genetika.
Ia marah, marah dihadapan para supervisornya, tidak menerima penilaian rendah yang diberikan dan berargumen, membantah semua penilaian dan menjabarkan setiap alasannya. satu yang saya ingat adalah Ia menyampaikan jikalau penilaian didasarkan pada kinerjanya dua tiga bulan terakhir, itu tidak adil, karena dua tiga bulan ini berbenturan dengan "summer break" dan orang-orang di Laboratorium (termasuk juga supervisor) tidak berada ditempat (pergi liburan) di saat ia memerlukan bimbingan.
Ia marah, barangkali dengan energi yang berlipat semua emosi yang sebelumnya sudah ia pendam terluapkan dan tersampaikan semua.
Meeting selesai dengan baik..
dan keesokan harinya, di satu waktu bertemu lagi dengan supervisornya, dalam kesempatan terpisah, mereka menyampaikan hal yang sama "That was a good meeting".. Luar Biasa!!
Marah-marah tapi berakhir dengan "that was a good meeting".
Komentar
Posting Komentar