Langsung ke konten utama

Nicholas's verjaardag

foto diambil dari http://www.sinterklaas.nl/

Desember adalah bulannya Sint Nicholas atau populer disebut Sinterklas.
Saya mendengar kisah ini dari bocah-bocah saya yang duduk di bangku sekolah dasar, dalam cerita mereka (althaf yang lebih banyak bercerita, sedangkan huda hanya sesekali menimpali):

"Sinterklas ulang tahun, umurnya 4 (vier), Dia naik stoomboot (kapal uap), Dia nanti datang ke sekolah Adik bawa cadeautje (kado)"

Bocah 4 tahun ini begitu antusias dengan Sinterklas. "stoomboot?" tanya saya.

"Ya, sinterklas naik kapal, dia datang dari spanyol" ujar Sulung saya.

"tadi malam Zwarte Piet datang ke sekolah Adik, dia main-main berantakan dan tidak dibereskan"

Tema Sinterklas di mulai di tengah bulan november, dalam satu pertemuan rutin orangtua dan guru grup 1/2 disampaikan bahwa Sinterklas adalah  fairy tale, ia adalah cerita untuk anak yang "diwujudkan", ia didatangkan ke sekolah bersama dengan Pit Hitam membawa kado untuk anak anak. Kelas akan dihias dengan atribut Sinterklas dan Pit, musik tentang sinterklas, tugas-tugas di kelas juga bertema Sinterklas. salah satunya membuat sepatu kertas. sepatu ini ditinggal di kelas, untuk keesokan harinya ada kejutan dari Zwarte Piet yang kata Althaf  "main-main berantakan dan tidak dibereskan".
Puncak tema Sinterklas di OBSdeTarthorst (sekolah Huda-Althaf) dirayakan dengan mendatangkan Sinterklaas beserta Zwarte Pieten (Pit-nya ada banyak, sehingga Piet menjadi Pieten) pada tanggal 2 Desember 2016. Seluruh siswa dikumpulkan di halaman samping, mereka menyambut Sinterklas dan Pit Hitam. Pit membagikan biskuit kecil untuk anak anak sebelum masuk kelas, untuk kemudian bersama-sama masuk aula untuk bernyanyi, menari dan berbagi hadiah.

Itu di sekolah, bagaimana di rumah?
euforia hadiah dari sinterklas bagi Althaf belum berakhir saat kadonya di buka, usai makan malam Ia bercerita lagi kalau nanti malam Zwarte Piet akan datang ke rumah, kemudian bergegas menyiapkan sepatunya, mengambil wortel dari kulkas, mengambil kertas-spidol dan meminta Ibunya menuliskan surat untuk Pit, kemudian menyimpan sepatu berisi wortel dan surat di dekat pintu keluar.

sepatu beserta wortel dan surat
Surat untuk Zwarte Piet









Ini yang kemudian saya siapkan untuknya:

coklat di dalam sepatu








Sayang saya tak memotret ekspresinya ketika bangun dan menemukan isi sepatunya.
Luar biasa gembira hingga saya tak sanggup berkata sejujurnya...
barangkali karena keinginannya terwujud, wortel dan suratnya hilang, berganti dengan coklat...

"wortelnya kemana Althaf?" tanya saya

"Sudah di makan paard" jawabnya

"Suratnya?" tanya saya lagi

"dibawa Zwarte Piet" katanya

"Piet lewat mana? pintunya kan ditutup" lagi-lagi saya bertanya

"Piet lewat sana" sambil nunjuk cerobong asap di atas kompor di dapur

  ---

Saya tak pernah bercerita tentang Sinterklas kepada anak-anak sebelumnya, selain karena saya tak banyak mengenal sosoknya, juga karena tak ada cerita tentang sinterklas di Indonesia. Buat saya ini hanyalah perbedaan budaya saja, menarik ternyata :)

Anak-anak mengenal Sinterklas dari lingkungan sekolahnya, terutama cerita dari guru di sekolah, dan saya ambil positifnya, anak-anak sudah memiliki kemampuan pasif (mendengar dan mengetahui isi cerita) berbahasa belanda dengan luar biasa.

Dari anak-anak, saya baru tahu ternyata ada yang berbeda antara cerita sinterklas yang saya dapat dari film dengan cerita sinterklas di belanda. barangkali film-film sinterklas yang saya tonton adalah film-film buatan Amerika, sinterklas tinggal di kutub utara, naik kereta salju (penuh kado) yang ditarik rusa-rusa kutub yang bisa terbang, Ia akan meletakkan kadonya di malam natal di dekat pohon natal atau di dalam kaos kaki di dekat perapian.

Sedangkan menurut anak-anak, Sinterklas  di Belanda dikenal bernama Sint Nicholas, Ia datang dari Spanyol beserta rombongan kulit hitam Zwarte Pieten (Zwart = hitam), ia naik stoomboot (kapal uap). 5 desember adalah hari ulangtahunnya, karena itu ia dan Pit akan berkeliling naik kuda putihnya yang bernama Amerigo. Pit yang bertugas meletakkan kado di dalam sepatu, sementara Sinterklas dan Amerigo menunggu di luar.

Dan pagi ini, 5 desember 2016, sepulang mengantar anak-anak sekolah, saya berpapasan dengan beberapa rombongan sinterklas yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah dasar tempat mereka akan membagi kebahagiaan dengan membagikan hadiah, satu rombongan sinterklas naik traktor, satu rombongan sinterklas naik kapal di atas mobil, dan satu rombongan sinterklas naik kereta kuda. Betapa ceria wajah anak-anak di seluruh Belanda pagi ini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...