Pagi ini, sambil menanti waktu shubuh, saya berselancar di salah satu situs tentang metode pendidikan Charlotte Mason Indonesia, dari beberapa artikel yang saya temui, ada satu artikel pendek yang menarik hati saya, karena ini pula yang saya simpulkan beberapa waktu terakhir saat mengamati kegiatan Huda, Sulung saya.
Artikel "short lessons" yang ditulis oleh salah satu praktisi metode CM ini menyatakan bahwa dengan prinsip short lessons, yaitu durasi belajar yang pendek untuk tiap pelajaran, maka banyak materi bermutu yang dapat diperoleh anak sehingga ia punya banyak waktu untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Sepakat!!
Ini yang saya lihat terjadi pada Huda. Huda sekolah di sekolah lokal, ia menghabiskan waktunya sekitar 24,5 jam tiap minggu di sekolah, hari senin-selasa-kamis, waktu sekolah pukul 08.30 - 12.00 (3,5 jam) dan pukul 13.15 - 15.15 (2 jam), sedangkan hari rabu dan jumat pukul 08.30 - 12.30 (4 jam). Materi sekolahnya, untuk grup 3, adalah penjumlahan dan pengurangan hingga 30, menulis, bahasa, mengenal jam, matematika uang dan lebih banyak kerajinan tangan serta kesenian seperti musik, gerak dan lagu dan juga nonton film).
sedangkan di rumah, jadwal tetap yang saya berikan kepadanya adalah jadwal sholat dan mengaji (mengaji paling lama 20 menit), mengerjakan hitungan (hanya satu lembar, 5 menit selesai) dan jadwal youtube selama 1 jam setiap harinya.
Waktu sisa alias waktu mainnya banyaaak, dan yang paling penting adalah beban belajar yang ia terima sungguh teramat ringan, dan sebagai imbasnya adalah ia memiliki banyak waktu dan banyak energi untuk melakukan apa yang ia suka.
Saat ini, barangkali 3 bulan terakhir ini, minatnya tampak di peta dunia, mulai dari pilihan video yang ia tonton di youtube, hingga goresan spidolnya di kertas gambar miliknya, semua tentang peta dunia.
Artikel "short lessons" yang ditulis oleh salah satu praktisi metode CM ini menyatakan bahwa dengan prinsip short lessons, yaitu durasi belajar yang pendek untuk tiap pelajaran, maka banyak materi bermutu yang dapat diperoleh anak sehingga ia punya banyak waktu untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Sepakat!!
Ini yang saya lihat terjadi pada Huda. Huda sekolah di sekolah lokal, ia menghabiskan waktunya sekitar 24,5 jam tiap minggu di sekolah, hari senin-selasa-kamis, waktu sekolah pukul 08.30 - 12.00 (3,5 jam) dan pukul 13.15 - 15.15 (2 jam), sedangkan hari rabu dan jumat pukul 08.30 - 12.30 (4 jam). Materi sekolahnya, untuk grup 3, adalah penjumlahan dan pengurangan hingga 30, menulis, bahasa, mengenal jam, matematika uang dan lebih banyak kerajinan tangan serta kesenian seperti musik, gerak dan lagu dan juga nonton film).
sedangkan di rumah, jadwal tetap yang saya berikan kepadanya adalah jadwal sholat dan mengaji (mengaji paling lama 20 menit), mengerjakan hitungan (hanya satu lembar, 5 menit selesai) dan jadwal youtube selama 1 jam setiap harinya.
Waktu sisa alias waktu mainnya banyaaak, dan yang paling penting adalah beban belajar yang ia terima sungguh teramat ringan, dan sebagai imbasnya adalah ia memiliki banyak waktu dan banyak energi untuk melakukan apa yang ia suka.
Saat ini, barangkali 3 bulan terakhir ini, minatnya tampak di peta dunia, mulai dari pilihan video yang ia tonton di youtube, hingga goresan spidolnya di kertas gambar miliknya, semua tentang peta dunia.
Komentar
Posting Komentar