Langsung ke konten utama

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)?
Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis.
Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa?

Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)?
Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya??
Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semua waktu terisi dengan menyapu, memasak, belanja, mengasuh anak, menemani Bapaknya, mencuci, menjemur, melipat, menyetrika. Begitu juga dengan hari berikutnya, dan berikutnya lagi... Kemana perginya membaca, menonton, menulis itu?      

Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Saya tak menampiknya, meski saya yakin beberapa orang tak akan sepakat. Nyatanya, banyak perempuan yang tinggal di rumah, tetapi mereka tetap berkarya, entah itu di ranah domestik atau di ranah sosial bergantung pada hobi-kesukaan masing-masing.

Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)?
Saya memang semakin jarang membaca cerpen atau novel, semakin jarang pula menonton TV, tetapi saya semakin asyik memasak. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam di dapur setiap harinya, dari sekadar memasak telur urak-arik tomat kesukaan anak sulung hingga memasak ayam bakar kalasan 70 porsi pesanan seorang panitia suatu acara.

Saya, Ibu rumah tangga, hobi memasak.
Saya, Ibu rumah tangga, (pingin punya) hobi menulis.
Dan karena itulah, saya menulis (lagi).
Ada begitu banyak cerita, yang ingin diabadikan lewat banyak tulisan..

Komentar

  1. Saya juga baru mau mulai lagi niat buat konsisten menulis nih. Sayang soalnya kalo ide-ide kita cuma ada di kepala dan ga bisa dibaca orang :D

    BalasHapus
  2. Jujur saya juga kehilangan semua hobi yang boasa saya lakukan sejak menikah 2011. Menggambar, cosplay, fandub, dance, nyanyi, nnton, baca komik..
    2015 saya sadar kalau menulis adl satu2nya hobi yg bs saya lakukan sambil momong anak. Dan.... Saya sll ingin jago memasak. Tp saya dikutuk ga suka masak orz

    BalasHapus
  3. Semangat Mbak! Aku juga pernah mengalami apa yang mbak alami. Tapi aku merasa kehilangan sebagian diriku karena tidak lagi melakukan aktivitas menulis dan banyak membaca. Setelah menetapkan hati dan berusaha semaksimal mungkin untuk kembali. Akhirnya terasa seperti kembali menemukan diri sendiri. Buku antologi satu per satu lahir. Blog juga mulai update lagi.

    BalasHapus
  4. Sudah cukup mba dengan menulis "saya ibu rumah tangga" memang jadi tantangan mencari waktu menulis. Saya juga kadang bisa nulis kadang ngga. :) semangat mbak.

    BalasHapus
  5. Saya pun baru mulai menulis lagi setelah hiatus sekian lama. Semangat memberdayakan diri. Hehe..

    BalasHapus
  6. Berubahnya peran yang kita jalani kadang membuat kita mempunyai hobi baru. Selamat menulis lagi, Mbak Zulfia.

    BalasHapus
  7. yuk, sama-sama berjuang untuk semakin giat menulis lagi di tahun 2020 ini. semangaat! semangaat. semoga apa yang diinginkan di tahun ini bisa terealisasikan. bikin hati tambah happy.

    BalasHapus
  8. Hai, Mbak. Ibu Rumah Tangga ada profesi yang sangat mulia. Di tangannya, ada cinta dan kasih sayang untuk keluarga yang kelak akan menjadi jalan pembuka pintu surga. Aamiin.

    Sebagian tulisan dalam blog aku adalah cerita keseharian menjadi ibu dari dua anak. Sebagai kenang-kenangan saat aku menua dan mereka mendewasa nanti. Semoga aku pun masih terus mencintai dunia menulis sampai akhir hayat.

    BalasHapus
  9. Setelah saya resign dari pekerjaan sebagai guru TK.. Saya benar-benar memfokuskan diri menjadi ibu rumah tangga yang berada di rumah. Akhirnya memutuskan untuk berjualan online dan menulis, sampai sekarang. Awalnya memang seperti kehilangan hobi masa muda kita ya Mbak. Namun, alhamdulillah, setelah anak beranjak besar, saya mulai mewajibkan diri untuk menekuni hobi saya yang lama, yaitu membaca, nonton film dan juga menulis. Sekarang sudah mulai bisa berjalan, biar tetap bahagia hihihi..

    BalasHapus

  10. Menjadi ibu rumah tangga adalah impian setiap wanita.
    Demi sebuah impian, tentu apapun akan dikorbankan.

    Iya sih, serasa ada yang hilang, karena status lama juga hilang.
    Tapi bukan berarti tidak bisa menikmati hobbi & kebahagiaan menjadi diri sendiri. Menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang mulia ; ibu rumah tangga.

    BalasHapus
  11. Masalah terbesar menulis adalah tidak mau atau malas memulai, itupun yang saya rasakan, semangat menulis mb

    BalasHapus
  12. Jadi ibu rumah tangga bukan berarti berhenti berkarya lho. Bisa koq multitasking. Potensi diri juga perlu diasah, salah satunya jadi penulis. Pelan tapi pasti pasti bisa. Salah satunya melalui blog. Semangaaat...

    BalasHapus
  13. Saya juga baru Mbak, apalgi dunia blog ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari gini baru nge-blog.....? (2)

Merujuk lagi ke teorinya Abraham Maslow, seperti yang saya baca di kompas , harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga, merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi, berkuasa dan kompeten di bidang tertentu sehingga yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya. Sedangkan aktualisasi diri merupakan realisasi seluruh potensi untuk menjadi kreatif dan bertindak bebas. Kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri masing-masing orang tidaklah sama dan perwujudan pemenuhannya pun tidak sama. Bagi saya, blog adalah media yang dapat saya pakai untuk memenuhi kebutuhan saya akan harga diri dan aktualisasi diri. Menurut saya ada 2 hal yang menarik di dunia blogging, yang pertama adalah teknik membuat tampilan fisik blog dan yang kedua teknik membuat materi blog. Ketika hari gini baru mulai nge-blog, saya seharusnya bisa membuat catatan online ini tak hanya sebatas catatan yang di-online-kan, saya seharusnya bisa membuat catatan ini menarik, dari segi tampilan fis...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...