Himbauan untuk "stay at home" sudah berlaku selama 2 minggu. Bahan-bahan pangan berangsur-angsur menipis, sehingga saya kembali mengunjungi pusat perbelanjaan untuk berbelanja.
Selain pasar, ada beberapa toko/supermarket yang saya kunjungi. Masing-masing tempat tersebut menerapkan aturan yang berbeda-beda bagi konsumen untuk berbelanja. Mereka memberlakukannya semenjak Perdana Menteri Mark Rutte mengumumkan pemberlakuan denda sebesar 4.000 euro untuk industri yang tidak mampu menjaga jarak antar konsumennya, satu minggu yang lalu.
Seperti saat di supermarket Lidl, setiap konsumen diharusnya memakai trolly belanja saat memasuki supermarket. Trolly yang lumayan besar ini akan membantu konsumen untuk saling menjaga jarak 1.5 m.
Berbeda dengan Jumbo, supermarket lain yang juga saya datangi hari itu, aturan berbelanja dengan trolly tidak diperlakukan. Mungkin karena supermarket ini lumayan luas dan lapang sehingga memberi ruang yang cukup bagi konsumen untuk menjaga jarak. Jarak diatur juga di antrian kasir. Masing-masing konsumen diberi jarak 1.5m dan ada pembatas kaca antara konsumen dan petugas kasir.
Kepanikan saat berbelanja sempat terjadi saat pertama kali Mark Rutte mengumumkan "work from home" di kamis, 12 Maret 2020. Hari jumat dan sabtu kemudian rak-rak di supermarket di bagian bahan pangan kosong, bahan pangan pokok seperti roti, kentang, pasta, dan terigu habis. bahkan buah dan sayur habis. Tissu toilet dan hand sanitizer habis. Meski sebenarnya hal itu, kepanikan berbelanja, tidak perlu terjadi karena pihak supermarket telah menjamin pasokan akan terus dijaga stabilitasnya.
Dan kemarin, memang benar, etalase-etalase tetap terjaga kecuali untuk beberapa barang: beras, tissu toilet, dan terigu.
|
Stok tissu cukup, setelah dipasang himbauan. |
|
Himbauan untuk cukup ambil 1 pak perkonsumen |
|
Etalase terigu, di bagian paling bawah, kosong. |
|
Etalase pasta |
Komentar
Posting Komentar