Langsung ke konten utama

Berbelanja di tengah Pendemi Corona di Belanda (4)

Himbauan untuk "stay at home" sudah berlaku selama 2 minggu. Bahan-bahan pangan berangsur-angsur menipis, sehingga saya kembali mengunjungi pusat perbelanjaan untuk berbelanja.
Selain pasar, ada beberapa toko/supermarket yang saya kunjungi. Masing-masing tempat tersebut menerapkan aturan yang berbeda-beda bagi konsumen untuk berbelanja. Mereka memberlakukannya semenjak Perdana Menteri Mark Rutte mengumumkan pemberlakuan denda sebesar 4.000 euro untuk industri yang tidak mampu menjaga jarak antar konsumennya, satu minggu yang lalu.
Seperti saat di supermarket Lidl, setiap konsumen diharusnya memakai trolly belanja saat memasuki supermarket. Trolly yang lumayan besar ini akan membantu konsumen untuk saling menjaga jarak 1.5 m.
Berbeda dengan Jumbo, supermarket lain yang juga saya datangi hari itu, aturan berbelanja dengan trolly tidak diperlakukan. Mungkin karena supermarket ini lumayan luas dan lapang sehingga memberi ruang yang cukup bagi konsumen untuk menjaga jarak. Jarak diatur juga di antrian kasir. Masing-masing konsumen diberi jarak 1.5m dan ada pembatas kaca antara konsumen dan petugas kasir.
Kepanikan saat berbelanja sempat terjadi saat pertama kali Mark Rutte mengumumkan "work from home" di kamis, 12 Maret 2020. Hari jumat dan sabtu kemudian rak-rak di supermarket di bagian bahan pangan kosong, bahan pangan pokok seperti roti, kentang, pasta, dan terigu habis. bahkan buah dan sayur habis. Tissu toilet dan hand sanitizer habis. Meski sebenarnya hal itu, kepanikan berbelanja, tidak perlu terjadi karena pihak supermarket telah menjamin pasokan akan terus dijaga stabilitasnya.
Dan kemarin, memang benar, etalase-etalase tetap terjaga kecuali untuk beberapa barang: beras, tissu toilet, dan terigu.

Stok tissu cukup, setelah dipasang himbauan.

Himbauan untuk cukup ambil 1 pak perkonsumen

Etalase terigu, di bagian paling bawah, kosong.

Etalase pasta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.