Langsung ke konten utama

Cerita Corona di Belanda (1)

27 feb 2020
Kasus pertama di Belanda dinyatakan positif tanggal 27 februari 2020. Seorang warga laki-laki berusia 58 tahun yang baru pulang dari Lombardia Italia. GGD (Gementelijke Gezondheidsdienst  /semacam pusat kesehatan masyarakat yang ada di tiap-tiap kota) kemudian melakukan investigasi dan memantau orang-orang yang sempat berinteraksi dengan pasien, apakah mereka menunjukkan tanda-tanda terpapar virus atau tidak.
Alex Friedrich,  Professor dan microbiologist di University Medical Center Groningen menyatakan bahwa Ia menduga ada beberapa orang di Belanda yang telah terpapar virus corona, hanya orang-orang tersebut belum ditemukan.
Saat itu pula, Perdana Mentri Belanda, Mark Rutte meyakinkan masyarakat bahwa dirinya dan Kementrian kesehatan yang dipimpin oleh Bruno Bruins melakukan segala upaya untuk menyiapkan Belanda menghadapi virus corona. Dan mengeluarkan kebijakan bahwa siapapun yang baru saja pulang dari China, Italia, Korea Selatan dan negara-negara lain yang telah terinfeksi virus corona untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
 

12 Maret 2020
Jumlah orang yang positif terpapar virus SARS-CoV-2 terus bertambah, sebagian besar dari mereka tinggal di daerah Brabant, dan korban semakin bertambah karena beberapa festival akhir musim dingin di helat di sana.  
Kamis sore, 12 Maret 2020, Mark Rutte mengumumkan agar kantor-kantor menerapkan kebijakan work from home dan kegiatan-kegiatan perkuliahan di universitas dihentikan. Sekolah tetap diadakan karena pendidikan penting dan pergaulan anak-anak tidak internasional. selain itu anak-anak resikonya kecil terpapar virus.

15 Maret 2020
Minggu sore, seiring jumlah korban yang terus bertambah, Mark Rutte mengumumkan sekolah dan restaurant ditutup. Pertemuan lebih dari 100 orang juga dilarang, gereja dan masjid ditutup.

16 Maret 2020
Mark Rutte kembali melakukan konferensi pers, memaparkan tiga tindakan yang mungkin dilakukan oleh negara.

22 Maret 2020
Minggu siang, sekitar pukul 14.00, smartphone di seluruh Belanda berdering, mengabarkan sebuah peringatan lewat sms untuk menjaga jarak sekitar 1.5m dengan orang lain. Peringatan keras karena kala itu, di awal musim semi yang cerah dan hangat, orang-orang berkumpul dan bersama-sama mengunjungi pantai. 





Sore hari berikutnya, Mark Rutte kembali mengumumkan peraturan baru. Ia menyebutnya "Intelegent Lockdown". Kali ini Pemerintah belanda semakin tegas, Pemerintah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah, jikalau perlu berbelanja dan mencari udara segar maka lakukan seorang diri, tak boleh lebih dari dua orang bepergian kecuali untuk keluarga. Toko-toko boleh buka dengan syarat mampu untuk mengatur pelanggannya untuk tetap berjarak 1.5m. Perusahaan yang tidak patuh akan ditindak dengan denda 4000euro dan orang yang tidak patuh dengan denda 400euro.

25 Maret 2020
Hari ini, 6412 orang positif terpapar virus dengan pertambahan 852 orang dari kemarin. Informasi ini diperoleh dari situs  RIVM yang selalu diupdate sekitar pukul 14 siang.




Di luar, polisi sesekali tampak berkeliling, barangkali memastikan orang-orang menjaga jarak dengan benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.