Langsung ke konten utama

Menyusuri Kota Cantik Nijmegen

14.30 CET

Kami berada di tepian sungai Wall, di pinggiran kota Nijmegen.

***

16.30 CET
Semangkuk bakso hangat menyambut kedatangan kami di kediaman Yus Broesma. Kuah panas, bening, nan gurih menghangatkan badan kami yang lelah setelah mengayuh sepeda lebih 30 km. Bihun dan Mie telur cukup mengisi perut yang sangat kelaparan . Tapi tak cuma itu, nasi kebuli olahan Pak Hasyim yang legendaris, ayam bakar kalasan, ikan bakar, gulai kambing, salad, siomay, dadar gulung, semangka, anggur, jeruk. (aah...benarlah, menjadi Indonesia itu "mangan ra mangan, asal ngumpul" hanyalah sebuah mitos😂😂)

Yus Boersma, mewakili tuan rumah, menyampaikan pesan "be courious and keep learning, buka mata dan belajarlah banyak dari negara ini, negara tempat saat ini menjadi tempat kita belajar, ambil sebanyak-banyaknya, untuk nanti menjadi bekal kembali ke Indonesia".



***

Nijmegen. kota tertua di Belanda. Kami menikmatinya hari ini. Di akhir pekan terakhir di bulan Juni.
Saya, Bapaknya anak-anak, anak-anak, dan beberapa kawan, mengayuh sepeda, menikmati hembusan angin yang menyejukkan di musim panas, menuju Nijmegen, sekitar 25 km.
Berangkat jam 10.30, mengikuti rute yang dipilihkan oleh Google. Satu setengah jam kemudian kami tiba di Nijmegen. Di Stasiun Central, bertemu kawan-kawan yang memilih menuju Nijmegen naik kereta dan juga kawan-kawan yang memang tinggal di Nijmegen.
Kawan dari Nijmegen inilah yang menjamu kami hari ini. Berkeliling menikmati tiap-tiap sisi kota Nijmegen yang cantik, menengok sejarahnya yang panjang dan melihat bagaimana Nijmegen memberi ruang untuk air untuk melindungi kotanya.
Yus Broesma, kawan yang memandu kami menikmati kota cantik ini, dan suaminya Koen Broesma yang menemani kami menjelajah ruang air yang dimiliki Nijmegen.

Saya mengutip dari wikipedia: Nijmegen (/ˈnaɪmeɪɡən/ NY-may-gən, Dutch: [ˈnɛimeːɣə(n)] (
;[a], Nijmeegs: Nimwèège [ˈnɪmβ̞ɛːxə]) is a city in the Netherlands' province of Gelderland, on the Waal river close to the German border. Nijmegen is the oldest city in the Netherlands, the second to be recognized as such in Roman times, and in 2005 celebrated 2,000 years of existence. The municipality is part of the Arnhem–Nijmegen metropolitan area, with 736,107 inhabitants in 2011.

***

Saya lanjutkan cerita besok yaa... kami mau mengayuh sepeda, kembali pulang ke peraduan, di Wageningen, 25 km dari Nijmegen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...