Langsung ke konten utama

Ayam Fillet, Di masak Apa Enaknya..?


Kemarin, berhubung sendirian di rumah, karena anak-anak dan Abahnya pergi ke Leiden, saya menghabiskan waktu selama berjam-jam di dapur. 1.5 kg ayam paha fillet yang tersimpan dalam tiga bungkusan di freezer saya keluarkan sedari shubuh.

Mumpung badan sehat dan pingin makan enak, akhirnya siang itu, usai dhuhur saya bersiap tempur di dapur. 3 bungkus fillet ayam bagian paha, pingin dibuat menjadi jajanan yang enak tapi simple. akhirnya... terpikirlah beberapa jajanan berbahan ayam fillet dengan komposisi resep yang hampir mirip (biar ga ribet). Apa itu?

Pangsit rebus, Batagor, dan sempol, yang tentu saja ayam sebagai bahan bakunya, tanpa tambahan udang atau ikan. Resepnya? ini yang saya pakai:

Resep Pangsit Rebus
Bahan:
500 gram ayam fillet
50 gram tapioka
1 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh bawang putih bubuk
3 sendok teh garam
1 sendok makan minyak wijen
1 sendok makan saus tiram
daun bawang
air 75 ml


Resep Batagor:
500 gram ayam fillet
130 gram tapioka
1 sendok teh merica bubuj
1 sendok teh bawang putih bubuk
3 sendok teh garam
1 sendok makan minyak wijen
daun bawang
air 100 ml



Resep Sempol Ayam:
500 gram ayam fillet
150 gram tapioka
1 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh bawang putih bubuk
3,5 sendok teh garam
1 sendok makan minyak wijen
1 buah wortel
daun bawang
air 100 ml

Ketiga jajanan tersebut memiliki dasar resep yang hampir sama, bahkan resep tersebut juga merupakan resep dasar saya membuat bakso. Perbedaannya terletak pada penambahan minyak wijen, saus tiram, jumlah tepung, dan banyaknya air yang dipakai.

Di resep pangsit rebus, karena saya tak memakai tambahan penguat rasa macam Royco atau Masako atau Totole, maka saya menggunakan sedikit saja tepung tapioka sebagai perekatnya, 50 gram yang saya pakai kemarin bahkan terasa terlalu banyak. Pangsit rebus ini biasanya saya pakai untuk membuat Mie Yamin, Wonton Soup, atau Pangsit a la Le Gino yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Oya, sebagai tambahan, kulit pangsit yang saya pakai adalah kulit pangsit (wonton) khusus rebus siap pakai yang dijual di toko asia.

Untuk Resep Batagor, karena nantinya akan digoreng, sehingga ada tambahan rasa gurih dari minyak goreng dan memerlukan tekstur yang liat, maka saya menambahkan tepung yang lebih banyak dibanding dengan tepung yang saya tambahkan pada resep pangsit rebus. Di resep ini saya juga tak memakai tambahan penguat rasa. Selain itu, kulit pangsit yang saya pergunakan merupakan kulit pangsit khusus goreng yang saya dapatkan di toko asia juga. (foto-foto menyusul ya..)

Resep yang terakhir adalah resep sempol ayam. Ini hampir sama dengan resep batagor, hanya saya tambahkan lebih banyak tepung dan juga tambahan wortel.

Detail masaknya, menyusul yaaaa....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...