Langsung ke konten utama

Salju di Wageningen 2021

 Februari... Selama beberapa februari kami tinggal di Wageningen, Belanda, ada beberapa Februari yang kami lalui dengan salju. Ya, Februari adalah salah satu bulan di musim winter, musim dingin (di belahan bumi bagian utara), yang diawali dari tanggal 21 Desember hingga 20 Maret tahun berikutnya.

Beberapa tahun tinggal di Belanda, kami akhirnya menyadari, salju tak turun setiap hari selama musim dingin, ia tak seperti hujan di musim penghujan yang bisa saja turun setiap hari, pagi, siang, atau malam. Selama Desember - Maret tersebut, ia akan turun tiga - empat kali saja, bahkan pernah hanya sekali dan bergegas mencair sebelum menjejak tanah.

Letak geografis Belanda yang dekat dengan lautan membuat angin laut terkadang membawa salju menjauh dari Belanda kemudian menjatuhkannya ke tempat-tempat lain. Ketika beberapa kawan di Belgia, Jerman atau Perancis mewartakan salju lewat laman media sosialnya, kami, yang tinggal di Belanda hanya bisa menanti sembari berharap akan datangnya salju membasahi tanah tempat kami tinggal.
Hingga 5 februari lalu, desas desus akan hadirnya salju di Belanda terdengar riuh, KNMI, semacam BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika-nya Belanda), mengeluarkan pernyataan "code orange" akan hadirnya salju yang diawali dengan Badai Darcy membawa angin kencang yang dingin dan beku dua hari kemudian. 

7 februari kemudian, Badai Darcy tak menyurutkan langkah orang-orang untuk menikmati salju yang jarang turun di Belanda. Semua orang bersuka cita. Dingin iya, tapi rasa suka cita mampu mengalahkan hembusan angin dingin yang cukup kencang. Dengan baju berlapis-lapis, sarung tangan, syal penutup leher, tutup kepala, celana tebal, jaket hangat (winter coat) dan sepatu boot, kami semua beranjak keluar rumah, menikmati alam yang tiba-tiba menjadi putih cerah di mana-mana. Bahkan beberapa tetangga membawa papan seluncur yang dimilikinya untuk bermain kereta luncur di salju yang putih, lembut, licin.

"Enjoy! There is no snow in Indonesia, right?" sapa seorang pria yang berjalan bersama dua kawannya kala kami berhenti dan berfoto. Hahahaha...ya, tak ada salju di Indonesia, kecuali di puncak gunung Jaya Wijaya di Papua sana, satu tempat di Timur Indonesia yang tidak akan mungkin kami jangkau. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.