Langsung ke konten utama

Amsterdam

Amsterdam, siapa tak kenal kota ini? Salah satu kota tujuan wisata terpopuler di Eropa, khususnya Belanda. Kemudahan menuju tempat ini (dari Indonesia) menjadikan Amsterdam sebagai salah satu tujuan favorit dan bahkan menjadi tujuan pertama wisatawan Indonesia kala mengunjungi Eropa.

Bagaimana tidak mudah, Garuda Indonesia membuka rute penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta menuju Bandara Schiphol di Amsterdam. Sekitar 14 jam di dalam pesawat, kita akan diantar langsung menuju benua biru, tanpa perlu transit ataupun berganti pesawat. 14 jam bisa kita lewati dengan menonton film, mendengarkan musik, dan membaca, selain tentu saja tidur dan makan 😁. 
Hanya perlu naik kereta lokal sekali sekitar 20 menit perjalanan dari Stasiun Schiphol (yang letaknya dibawah bandara Schiphol) menuju Stasiun Amsterdam Central. Dan dari Stasiun Amsterdam Central ini kita tinggal memakai trem atau bahkan jalan kaki menuju hotel , (jikalau kita memilih tinggal di hotel di Amsterdam).
Jikalau tujuan kita di kota ini untuk jalan-jalan, banyak sekali yang bisa kita lakukan di kota ini, apa sajakah itu?

1. Berjalan-jalan menikmati kota Amsterdam
Amsterdam merupakan kota yang berjaya di abad keemasan (mereka menyebutnya masa gouden eeuw), sekitar abad 17. Banyak kanal-kanal (selokan buatan) di kota ini untuk memecah sebuah sungai besar yang mengalir melewatinya yaitu sungai Amstel. Amsterdam sendiri berasal dari kata Amstel dan Dam (bendungan), menjadi Amsteldam. tetapi sepertinya Amsterdam lebih mudah diucapkan tinimbang Amsteldam.
Berjalan menyusuri kanal-kanal inilah yang menjadi salah satu tujuan wisata di Amsterdam. kita akan menemui jajaran-jajaran perumahan tepi kanal yang unik, tiap-tiap rumah memiliki lebar muka antara 3 hingga 5 meter dengan tinggi 3 hingga 5 lantai bertingkat. Tingginya pajak tanah di masa itulah yang membuat orang Amsterdam membuat bangunan rumahnya demikian. Bangunan-bangunan tersebut mampu bertahan hingga kini dan menjadi landmark khas Amsterdam.

2. Naik kapal keliling Amsterdam
Selain menikmati Amsterdam dengan berjalan kaki, kita juga bisa menikmatinya dengan menggunakan kapal, dengan harga 12euro dewasa dan 6 euro untuk anak, kita bisa menyusuri kanal-kanal di Amsterdam selama 1 jam.

3. Mengunjungi Museum

4. Mencicip jajanan di Amsterdam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.