Langsung ke konten utama

'S Hertogenbosch

 Meski tinggal di Belanda selama 6 tahun, tapi ternyata belum semua kota-kota besar di Belanda bisa kami kunjungi. Kami hanya berputar-putar seputar Den Haag, Amsterdam, Utrecht dan sesekali Leiden. Seingat saya kami sekeluarga lengkap hanya sekali mengunjungi kota 's Hertogenbosch, itupun saat kami harus mengurus perpanjangan visa yang sudah hampir habis, karena salah satu kantor imigrasi Belanda berada di kota ini. Ibaratnya setali tiga uang, usai menyelesaikan urusan visa kami melanjutkan perjalanan menuju centrum kota 's Hertogenbosch.


's Hertogenbosch berasal dari kata Des Hertogen Bosch, yang menunjukkan Hutan milik seorang Tuan Kaya. 's Hertogenbosch atau sering disingkat Den Bosch terletak di provinsi yang sama dengan Eindhoven, yaitu Noord Brabant, dan merupakan ibukota provinsi Noord Brabant.
Di akhir musim winter seperti ini (akhir februari - awal maret) biasanya, provinsi Noord Brabant dan juga provinsi Limburg yang terletak di bagian selatan Belanda akan meramaikan kotanya dengan karnaval, sebuah sukacita merayakan pergantian musim dari musim dingin menuju musim semi. Orang-orang umum memakai kostum atau bermain costplay.
Kami mengunjungi kota ini januari tahun lalu, seperti biasanya kami memakai transportasi umum. Kami meninggalkan Wageningen menuju stasiun terdekat di Stasiun Ede Wageningen menggunakan bis nomor 86. Kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kereta menuju Utrecht untuk selanjutnya berganti menuju Den Bosch. Perjalanan ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam.
Kantor IND, kantor Imigrasi Belanda terletak tak jauh dari stasiun Den Bosch. Centrum Den Bosch pun tak jauh dari Stasiun, kita bisa menjangkaunya dengan berjalan kaki. kebetulan di hari kunjungan kami, pasar tradisional sedang digelar di Markt square. Di tempat ini tenda-tenda penjual digelar, mulai dari penjual bunga, buah, keju, daging, ayam, ikan dan jajanan-jajanan khas pasar belanda seperti roti, kacang, wafel.
Usai menikmati keramaian pasar yang tak begitu ramai, kami memutuskan berjalan-jalan menyusuri jalan di sekitar centrum, melihat rumah-rumah bangunan tua khas Belanda, yang meski tua tapi terus terawat baik.
foto-foto dipostingan ini nanti menyusul yaa...(saat ini sedang kesulitan untuk mengakses laptop)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...