Langsung ke konten utama

Utrecht

 Utrecht sepertinya menjadi kota yang paling sering kami kunjungi, dan barangkali menjadi kota favorit orang Indonesia yang tinggal di Belanda. Kotanya cantik, meski ia kota yang bertumbuh menjadi kota modern tapi sisa sisa bangunan kejayaan di masa golden eeuw (masa keemasan abad 17) masih terawat dengan baik.

Dom Toren, bangunan ikonik kota Utrecht berupa menara dengan lonceng di atasnya, yang dibangun di abad 14 pun masih selalu terawat baik (sepertinya selalu dalam perawatan, karena saban kali kami mengunjungi kota ini dan mampir ke Dom Toren, selalu saja ada bagian yang sedang diperbaiki). Didekatnya terdapat gereja tua
Saint Martin yang dibangun sebagai pusat kejayaan Kristen pada masa itu. Selain itu juga bangunan Universitas Utrecht berdiri di tempat yang sama.
Seperti juga Amsterdam yang dilalui kanal-kanal, Utrecht juga memiliki kanal-kanal karena kota ini dilalui sungai Rhein. Berbeda dengan Amsterdam, tepian kanal-kanal di Utrecht dulunya difungsikan sebagai gudang, yang saat ini kemudian dialihfungsi menjadi kafe. Pemandangan kafe di tepian kanal inilah yang menarik dari Utrecht.

Utrecht merupakan ibukota provinsi Utrecht dan juga kota terbesar keempat di Belanda.  Letaknya sangat strategis di tengah-tengah negara Belanda menjadikan stasiun Utrecht Central yang ada di kota ini menjadi Stasiun yang paling sibuk di Belanda. sebagian besar kereta yang beroperasi di Belanda melalui kota ini, menghubungkan ujung Belanda yang satu dengan ujung Belanda yang lain. Di tahun 2020 dibangun Mall besar Hoge Catherine di samping stasiun Utrecht Central, menjadikan kota ini sebagai salah satu kota tujuan untuk berbelanja.
Apa yang menarik untuk dilakukan di Utrecht? Selain berbelanja di Hoge Catherine yang terletak di dekat stasiun Utrecht Central, jikalau kita mengunjungi kota ini di hari sabtu, belanja bisa dilanjutkan di pasar tradisional atau Open Markt yang terletak di pintu keluar Hoge Catherine. Di pasar ini, layaknya pasar tradisional di Indonesia, ada penjual-penjual yang menjajakan dagangannya dengan tenda terbuka. Produk-produk segar seperti buah dan sayur, daging, ayam, ikan, juga ada keju, kopi, bahkan jajanan-jananan dan bahkan pernak pernik baju.
Tentu saja, deretan Museum apik yang banyak terdapat di kota ini bisa menjadi salah satu tujuan saat menyambangi kota ini. Museum-museum itu diantaranya: Museum Kereta (Spoorweg Museum), Nijntje Museum, Speelklok Museum, dan lain lain.

Dan sebagai muslim, kota Utrecht ini sangat nyaman dan menenangkan untuk dikunjungi. Ada Masjid Turki Ulu Camii yang berdiri sekitar 500m dari Stasiun Utrecht Centraal, kita bisa dengan nyaman sholat di tempat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Hari gini baru nge-blog.....? (2)

Merujuk lagi ke teorinya Abraham Maslow, seperti yang saya baca di kompas , harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga, merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi, berkuasa dan kompeten di bidang tertentu sehingga yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya. Sedangkan aktualisasi diri merupakan realisasi seluruh potensi untuk menjadi kreatif dan bertindak bebas. Kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri masing-masing orang tidaklah sama dan perwujudan pemenuhannya pun tidak sama. Bagi saya, blog adalah media yang dapat saya pakai untuk memenuhi kebutuhan saya akan harga diri dan aktualisasi diri. Menurut saya ada 2 hal yang menarik di dunia blogging, yang pertama adalah teknik membuat tampilan fisik blog dan yang kedua teknik membuat materi blog. Ketika hari gini baru mulai nge-blog, saya seharusnya bisa membuat catatan online ini tak hanya sebatas catatan yang di-online-kan, saya seharusnya bisa membuat catatan ini menarik, dari segi tampilan fis...