Langsung ke konten utama

(1) Ramadhan 2022: Tahun kesekian di Eropa

 Barangkali ini ramadhan terakhir saya dari rangkaian ramadhan yang kami lalui selama Abahnya anak-anak menempuh tugas belajar di Benua Eropa. Kini tugas belajar telah usai dan insyaallah kami berencana kembali ke Indonesia akhir juli 2022.

Oleh karena itu saya ingin mengabadikannya, dalam rangkaian tulisan bersambung di laman ini selama bulan Ramadhan, sebagai kenangan.

Abahnya anak-anak memulai Ramadhan pertamanya di Eropa di tahun 2009, Ramadhan pertama saat pertama kali menginjakan kaki di Belgia untuk menempuh studi Master di Universitas Ghent. Saya dan Huda menyusul tahun berikutnya, dan saya berkesempatan menjalani ramadhan pertama di Eropa di tahun 2011.

Usai Abahnya menyelesaikan pendidikan master, kami pulang kembali ke tanah air, kembali menikmati ramainya Ramadhan dengan segala kegiatan masjid dan suguhan makanannya yang selalu saja menggugah selera.

Tahun 2016, saat Abahnya memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan doktor di Belanda, kami memiliki kesempatan lagi untuk menjalankan rangkaian ibadah ramadhan di Benua Eropa (kembali). Dan di kesempatan kedua ini (pertama di 2011 di Belgia), tak tanggung-tanggung, kami menjalani ramadhan selama insyaallah 7 kali berturut-turut, ramadhan yang ditutup dengan idul fitri di Belanda (2016, 2017, 2018, 2019, 2020, 2021, dan insyaallah 2022).
Tujuh tahun, waktu yang cukup lama untuk melihat bagaimana muslim (Indonesia khususnya) menjadi muslim di benua Eropa, baik itu di kala Ramadhan - Idul Fitri atau di hari-hari lainnya.

Di Ramadhan 2022 ini, masyarakat muslim Indonesia di Belanda memulai ramadhannya pada tanggal 2 April 2022 mengikuti keputusan Masjid Al-hikmah, sebuah masjid di Den Haag yang dikelola oleh muslim Indonesia.
Keberadaan masjid Indonesia di kota Den Haag ini membuat muslim Indonesia yang tinggal di Den Haag beruntung. Masjid Al Hikmah Den Haag mampu menghadirkan suasana Ramadhan layaknya Ramadhan di Indonesia. Buka puasa bersama tiap hari yang diawali dengan pengajian (yang tentu saja dalam bahasa Indonesia), tarawih bersama usai sholat isya, hingga nanti sholat idul fitri juga dalam bahasa Indonesia. Keberuntungan-keberuntungan yang belum tentu dimiliki oleh muslim Indonesia yang tinggal di kota lain.

Lalu, bagaimana Ramadhan kami di kota kecil Wageningen?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Hari gini baru nge-blog.....? (2)

Merujuk lagi ke teorinya Abraham Maslow, seperti yang saya baca di kompas , harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga, merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi, berkuasa dan kompeten di bidang tertentu sehingga yakin dalam menghadapi dunia sekelilingnya. Sedangkan aktualisasi diri merupakan realisasi seluruh potensi untuk menjadi kreatif dan bertindak bebas. Kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri masing-masing orang tidaklah sama dan perwujudan pemenuhannya pun tidak sama. Bagi saya, blog adalah media yang dapat saya pakai untuk memenuhi kebutuhan saya akan harga diri dan aktualisasi diri. Menurut saya ada 2 hal yang menarik di dunia blogging, yang pertama adalah teknik membuat tampilan fisik blog dan yang kedua teknik membuat materi blog. Ketika hari gini baru mulai nge-blog, saya seharusnya bisa membuat catatan online ini tak hanya sebatas catatan yang di-online-kan, saya seharusnya bisa membuat catatan ini menarik, dari segi tampilan fis...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...