Kami makan ketupat kemarin, lengkap dengan anekaragam lauk pauk khas Indonesia: Rendang, sate ayam, lodeh labu siam, gulai ayam, lodeh tahu, tumis tahu, perkedel, ayam asam manis, kerupuk, karak dan entah menu apalagi yang terhidang di mejanya yang penuh. Tak lupa pula hidangan pendampingnya: bakwan udang, tempe mendoan ketumbar, pisang goreng, dadar gulung, lumpia, bolu pandan, teh, kopi dan cendol. Saya sampai bolak balik minum 3 gelas cendol saking nikmatnya:)
Menu-menu tersebut terhidang di Masjid Al Hikmah Den Haag, pada sore hari minggu, 15 Mei 2022 di acara Halal bilhalal komunitas Tombo Ati dan PCI NU Belanda.
Boleh jadi kami tinggal di Belanda, tapi budaya-budaya di tanah air yang menghangatkan hati tetap kami lestarikan di perantauan ini. Seperti mengadakan suatu acara dengan bergotong royong: sebagian menyiapkan tempat, sebagian menyiapkan hidangan, sebagian yang lain menyiapkan acara dan sisanya hadir turut meramaikan.
Layaknya sebuah acara halal bilhalal di Indonesia, acara dibuka dengan penampilan hadrah komunitas tombo ati dan pembacaan ayat suci Al Quran, kemudian dilanjutkan dengan sedikit prakata atau sambutan dari pengurus Masjid Al Hikmah sekaligus Rais PCI NU Belanda dan pengurus PPME Al Hikmah dengan acara Inti pengajian atau siraman rohani yang kemarin disampaikan oleh Fahrizal Yusuf Affandi, salah satu ketua bidang di susunan pengurus tanfidziyah PBNU yang saat ini masih tinggal di Belanda.
https://youtu.be/qVAGaPCqtOk
Abahnya Huda saat itu menyatakan, Halal bilhalal sesungguhnya bukanlah tradisi di zaman Rasullullah. Ia merupakan tradisi Nusantara, yang saat itu memiliki kebiasaan untuk saling meminta maaf di hari raya Idul fitri. Ketika setiap muslim berusaha mensucikan dirinya di bulan ramadhan, maka ia berusaha menyempurnakan kesuciannya dengan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Kebiasaan ini kemudian diselenggarakan menjadi sebuah acara yaitu acara halal bilhalal (atau syawalan). Menurut Quraish Shihab, Halal bilhalal berasal dari kata Halal dan halla yang artinya memecahkan kebuntuan.
Sebagai manusia, ada kalanya kita merasa gengsi untuk meminta maaf kepada keluarga atau teman saat kita berbuat salah. Bahkan ada kalanya kita tidak menyadari bahwa kita telah menyakiti hati keluarga atau teman kita, maka pada kesempatan ini lah kita bisa sama sama saling mengikrarkan permohonan maaf, mengikhlaskan segala kesalahan.
Usai sholat ashar berjamaah, layaknya tradisi halal bilhalal di Indonesia, jamaah yang hadir kemudian berdiri dan berderet bersalaman saling mengucapkan selamat idul fitri mohon - maaf lahir dan batin, kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama dan ramah tamah.
Saat pulang, ada bungkusan ketupat dan sate yang kami jinjing. Indonesia sekali bukan!?
Selamat Idul Fitri 1443 H
Mohon maaf lahir dan batin yaaa...
Komentar
Posting Komentar