Langsung ke konten utama

Posyandu - Tempat Konsultasi Bayi - di Belanda

 Pagi ini saya akan membawa Ashfa ke tempat semacam posyandu di Indonesia, yang lokasinya sekitar 1 km dari rumah. Saya biasanya menuju tempat tersebut dengan berjalan kaki sembari menikmati udara pagi yang sejuk, khas musim semi.

Namanya CB-GGD Wageningen, yang artinya Het Consultatiebureau - Gementelijke Gezondheidsdiensten Wageningen atau Biro Konsultasi Dinas Kesehatan Wageningen. Di tempat inilah bayi-bayi di Wageningen dipantau pertumbuhan dan perkembangannya secara rutin mulai usia 1 bulan hingga 4 tahun.
Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, kurang lebih satu minggu pertama kehidupan Ashfa (dan bayi-bayi lainnya di Belanda) dipantau oleh Bidan melalui Kraamzorg. Di masa satu minggu tersebut, biasaya di hari kedua atau ketiga semenjak kelahiran bayi, akan ada satu petugas dari GGD yang datang untuk melakukan beberapa tes kesehatan terhadap bayi (insyaallah akan saya ceritakan kemudian di lain hari).
Di Usia dua minggu, petugas kesehatan dari GGD akan datang, Melani namanya, menyapa ibu dan bayi sekaligus memantau pertumbuhan berat badan dan lingkar kepala. Di pertemuan ini, petugas akan membuatkan jadwal untuk konsultasi pertama di CB-Wageningen, di bulan pertama kelahiran bayi.

Ada buku panduan yang diberikan petugas dikunjungannya ini, berisi infomasi mengenai
kehidupan bayi di 4 tahun pertamanya. Buku ini menjadi semacam petunjuk awal untuk mengikuti setiap tahapan perkembangan bayi dari waktu ke waktu. Mulai usia 3 bulan pertamanya, memberi petunjuk mengapa bayi menangis, bagaimana menidurkannya, berapa banyak seharusnya ia tidur. Lalu tahapan pertumbuhannya di usia 4 hingga 12 bulan yang sangat cepat, kebutuhan gizinya saat itu, interaksi apa saja yang diperlukan bayi dari lingkungan sekitarnya, ibu - ayah - dan saudaranya. Kemudian bertumbuh menjadi manusia kecil yang memiliki banyak kemauan di usia 1 tahun hingga 2.5 tahun.
Juga dunia pertumbuhan di masa 2.5 hingga 4 tahun saat si bayi mulai banyak berinteraksi dengan dunia luar.

Buku ini juga menekankan betapa pentingnya perhatian terhadap diri Ibu bahwa Ibu juga memerlukan waktu untuk dirinya sendiri juga saling dukung antara pasangan sehingga (dengan bahasa sekarang) "kewarasan" tetap terjaga.
Di buku ini pula tercatat semua jadwal konsultasi Ashfa. Sebuah buku kecil ukuran A5 yang padat, sarat dengan informasi-informasi penting.

---

Jadwal Imunisasi usia 14 bulan Ashfa terjadwal pagi ini. Sebenarnya minggu lalu, tapi karena petugas yang biasa bertugas saat itu sakit, maka jadwal Ashfa ditunda. Penundaan ini dikomunikasikan oleh petugas resepsionis CB-GGD (posyandu) via telepon, pagi hari sebelum jadwal Ashfa tiba di siang hari. (Jadi saya tak perlu membuang waktu untuk datang ke sana hanya untuk menerima pemberitahuan bahwa Jadwal konsultasi Ashfa terpaksa ditunda minggu depan).

Yuk berangkat, mariiii...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2020! Menulis (lagi)!

Saya, haruskah memperkenalkan diri (lagi)? Setelah sekian lama tak menulis, memulai kembali menulis rasanya seperti malam pertama, deg-deg-an tapi penasaran😳. Meski tak berlangsung lancar di saat pertama, nyatanya selalu terulang lagi, dan lagi, semoga begitu juga dengan menulis. Niatan bertahun-tahun lalu untuk rajin menulis, ternyata tak kunjung terlaksana, tengoklah ke belakang, Banyaknya tulisan yang terpajang di beranda ini, masih bisa dihitung dengan jari saban tahunnya. Sebab apa? Saya, Ibu rumah tangga, haruskah saya memperkenalkan diri (lagi)? Seseorang berkata, menjadi ibu rumah tangga akan membuatmu kehilangan hobi. Oh ya?? Membaca cerpen dan novel, menonton film di layar TV, mendengarkan cerita seorang kawan dan sesekali menulis adalah hal-hal menyenangkan yang biasa saya lakukan di waktu luang di kala saya belum berumah tangga. Kemudian, kesibukan rumah tangga hadir mengisi waktu-waktu yang tersisa di bangku kuliah, hingga kemudian tanpa sadar, dalam satu hari, semu...

Belajar menulis (lagi..lagi..)

 Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.  Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.  Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain? Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya b...

Bermain banyak-banyak di Taman Bermain yang banyak

Entah, ada berapa banyak taman bermain di tempat kami tinggal, Wageningen, ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk sebuah kota kecil, dengan luas 32.36 km persegi, dan dengan jumlah penduduk 38.774 orang (menurut wikipedia, 2019). Barangkali memang menjadi kebijakan pemerintah, di setiap lingkungan perumahan, selalu saja ada tersedia taman bermain anak. Anak-anak menyebutnya "speeltuin", bahasa belanda dari play ground atau taman bermain. Taman-taman tersebut pun beragam, ada yang luas, ada yang sempit, ada yang berpasir, ada yang berair (disediakan pompa air untuk anak-anak bermain air). Jenis mainannya pun beragam, ada yang menyediakan lapangan bola, lapangan basket, arena bermain sepeda, arena bermain sepatu roda, arena jumpalitan🤣 (parkour), area olahraga otot, atau mainan-mainan sekadar selayaknya sebuah taman bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, rumah-rumahan, pasir, air, rumput. Musim semi dan musim panas (seperti sekarang) adalah masanya anak-anak be...