Langsung ke konten utama

Belanda Panas!!

 Hampir pukul satu dini hari ketika anak-anak datang dan berujar "ga bisa tidur", "panas sekali". Yang besar segera melepas bajunya, sementara yang kecil memilih tanpa celana luar. Saya sendiri pun tak bisa tidur, bolak-balik membuka hp, usap ke atas, usap ke bawah, berganti-ganti. Abahnya anak-anak lebih memilih turun ke lantai bawah, barangkali menikmati malam yang panas di sana. Hanya Ashfa yang berhasil tidur meski terbangun beberapa kali.

Saya membuka laman KNMI, Koniklijk Nederlands Meteorologisch Instituut, semacam Balai Meteorologi atau BMKG-nya Belanda, dan menunjukkannya ke anak-anak. Code Geel tampak di sana. Sebuah peringatan awal terhadap cuaca panas di Belanda hari ini. Tampak juga di laman KNMI, suhu malam ini di Belanda berkisar antara 27 - 28 derajat Celcius. Jendela yang terbuka lebar hanya membantu mendinginkan malam saat ada angin yang datang berhembus. sayangnya, jarang sekali angin berhembus malam ini.

Althaf melongokkan kelapa keluar melewati j
endela yang terbuka lebar, ia mendapati tetangga Italia kami juga masih terjaga, tampaknya ia juga tak bisa tidur. Bahkan beberapa orang berkumpul di bangku taman, mengobrol di sana. Entah akan sampai kapan...

Disampaikan pula di laman KNMI bahwa beberapa hari ke depan Belanda akan merasakan suhu tropis. "Bagaimana mungkin, tak ada pohon kelapa di sini!" begitu komentar Huda saat saya sampaikan apa yang tertulis di laman KNMI. Saya tak menyahuti apa-apa, bocah remaja ini sedang kepanasan dan tak nyaman.

Siang tadi, suhu udara di Belanda sekitar 38 derajat celcius. sebuah derajat suhu yang akan kami hadapi sehari-hari di Indonesia nanti. Sementara bocah-bocah yang merasa Belanda adalah rumahnya ini merasa nyaman di kisaran suhu 25 derajat Celsius. 38 terlalu panas!
Jalanan tampak lengang siang tadi, sepertinya orang-orang lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah daripada pergi keluar. Kampus yang sepi di musim panas ini, juga menjadi semakin sepi, tampak dari sedikitnya sepeda yang terparkir di parkiran kampus dan sedikitnya orang yang saya temui saat bekerja sore tadi. Bapak-bapak yang rajin lembur di kantor yang biasanya pulang pukul 07.00 pun sepertinya pulang awal, menyisakan remahan-remahan roti di bawah kursi kerjanya, seperti biasa.

Apalagi yang tertulis di KNMI? tampak beberapa paragraf penjelasan singkat yamg menyatakan bahwa cuaca ekstrim dapat mempengaruhi kesehatan, bukan hanya kesehatan anak-anak dan lansia yang rawan, tetapi juga kesehatan orang sehat. Minum cukup, jaga diri dan ruangan tetap sejuk.

Yang jelas, anggaran belanja harian kami tiba-tiba membengkak untuk keperluan menyejukkan badan. Es krim beraneka rasa, yoghurt buah dingin, aneka ragam jus buah hampir saban hari kami nikmati🤣

Komentar

Postingan populer dari blog ini

God Create World, Dutch...

Empat tahun tinggal di Belanda, membuat saya bisa sedikit mengerti bagaimana Orang-orang Belanda itu... Hangat, to the point tapi juga pintar berbasa-basi (tapi ngga mbulet-mbulet seperti orang jawa 😅), dan karakter yang menonjol adalah pede alias tingkat kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Setiba di negara ini, 24 Februari 2016 lalu, segera saya mendengar sesumbar "God Created World, Dutch created the Netherlands". Nether artinya lembah, Netherlands adalah tanah yang rendah. Sekitar 30% daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sebagian hanya sekitar satu meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai besar mengalir di negara ini, Sungai Rhine , Sungai Maas , Sungai Ijssel , dan Sungai Scelt , menyebabkan daratan Belanda berada di lembah-lembah sungai. Dengan kondisi geografi yang demikian, Belanda menjadi negara yang sangat rentan terhadap banjir. Tercatat, di tahun 1953, terjadi banjir besar dengan ribuan korban jiwa di Belanda.  Sejak itu, mereka belajar,

Juli - kepanikan mencari sekolah

  Juli, akan selalu mengingatkan saya pada masa-masa liburan sekolah. Dan mulai tahun ini, dan beberapa tahun mendatang, secara berkala, akan menjadi bulan-bulan yang disibukkan dengan kegiatan mencari - mendaftar sekolah untuk anak-anak. Tahun-tahun sebelum ini, setidaknya selama enam tahun ini, bulan Juli menjadi bulan yang paling menyenangkan. Karena di bulan inilah anak-anak memulai libur musim panasnya, sehingga perasaan yang muncul hanyalah senang, senang, dan senaaaang🤣. Nonton film (hampir) setiap hari, naik kereta api berkunjung ke museum, menikmati keramaian kota, menginap di rumah teman, barbeque, atau sekadar berjalan-jalan atau sepedaan menikmati sore di Wageningen dan yang paling menyenangkan adalah tak perlu bangun pagi-pagi 🤣, selama enam minggu. Tapi mulai tahun ini, bulan Juli akan memiliki kisah yang lain, bagi kami sekeluarga. Dan Juli tahun ini adalah Juli peralihan. Sebuah peralihan dari dua budaya pendidikan. Kami akan meninggalkan Belanda sebentar lagi. Bu

obat hectic

 Setelah semua keriuhan pindahan kemarin, ada penghiburan yang datang bertubi-tubi untuk kami, sekeluarga. Tuan rumah yang teramat sangat baik, ramah, hangat, yang menyediakan game 24jam tuk anak-anak; berjumpa dengan beberapa kawan-kawan lama di acara syukuran kawan yang barusaja mendapatkan pekerjaan di kota Praha, dan undangan makan siang di rumah Tante Vero. Mereka semua menyuguhkan makanan-makanan yang lezat yang tak sekadar mengisi perut kami yang kelaparan tapi juga menghangatkan hati kami.  Makanan, dimanapun itu, selalu berhasil menyatukan pribadi-pribadi yang berbeda, selama perut terisi penuh, hati akan pula terisi penuh. Tante Vero, perempuan baik hati yang kami kunjungi hari ini, adalah seorang Indonesia yang menikah dengan pria warga negara belanda. Sejak 2014 ia bersama suaminya membuka usaha warung makan di Wageningen. Radjawali nama warungnya.