Perempuan itu tampaknya sedang kesulitan menempatkan dirinya, tampaknya sedikit kehilangan arah. Beberapa waktu yang lalu ia begitu menyukai dunia tulis menulis, bahkan sesungguhnya ia sudah memulai blogging barangkali sekitar sepuluh tahun yang lalu. Akan tetapi satu ucapan kecil dari seseorang meruntuhkan dunianya.
Orang itu menyatakan "ngapain nulis kalau cuma untuk dibaca sendiri?" Ya, perempuan itu memang menulis untuk dirinya sendiri, meski ia menuliskannya di platform blogging yang memungkinkan tulisannya untuk dibaca oleh orang lain, tetapi perempuan itu tidak mempublikasikan tulisannya, bahkan ketika kemudian pemakaian media sosial merebak, perempuan itu juga tidak membagikan tulisan-tulisannya lewat media sosial yang ia miliki.
Haruskan seseorang menulis karena tujuan orang lain?
Perempuan itu bernama zulfia, dan ia sedang meneguhkan lagi tujuannya menulis. Tak apa jika ia menulis hanya untuk dirinya sendiri, Ia tentu punya cerita, dan tak apa jika ia hanya bercerita untuk melapangkan dirinya..
Oleh karena itu, disinilah ia saat ini. Belajar menulis bersama teman-teman baru di sebuah komunitas yang baru pula dikenalnya.
Menulis bagi saya juga merilis emosi, memberikan jejak perjalanan untuk dijadikan legacy
BalasHapusAyo sama2 nulis lagi mba, sempet writer block juga. Skrg bangkit lagi..
BalasHapusSemangat kak zulfia, menulis menurutku adalah cara untuk mengenali diri lebih mendalam,
BalasHapusHi Mba Zulfia! Salam kenal. Yuk kita sama-sama latihan menulis lagi
BalasHapusmenulis sebagai sebuah legacy kita pernah hadir sebagai jiwa di masa ini
BalasHapus