ada kala di mana saya begitu ingin mengambil udang atau calamari di almari pendingin supermarket.. ada kala di mana saya ingin berhenti di pojok jalan dan memesan pasta.. ada kala di mana saya ingin mendatangi belgia dan singgah di leuven sebentar saja.. ada kala di mana saya ingin sekadar duduk di depan sekolah sambil mengunyah kebab.. hanya ingin.. karena belum pernah saya lakukan.. udang terlalu mahal, 4-5 euro untuk sekali makan, belum dengan nasi dan sayurnya.. pasta di pojokan jalan seharga 10 euro satu porsi, tak kan cukup jikalau satu porsi tuk berempat.. leuven, cinta eropa pertama saya, 17 euro sekali jalan, belum makan, tidur dan biaya pulang.. kebab 4 euro, kebab termurah, tapi terlalu mahal tuk sekali makan satu orang di dekat dapur rumah.. hitung-hitung..hitungan manusia.. bersyukur...tak semudah dikatakan.. saya masih saja mempertanyakan, apa cukup uangnya? dari mana uangnya? tak ada uangnya.. hitung-hitung.. 1.800 sewa rumah 877 gas dan listrik 102 ...
Sebuah catatan tentang perjalanan seorang perempuan dalam membersamai Tiga Lelaki tumbuh dan berkembang di Belanda